Monday, February 29, 2016

Haji Murad Pejuang Chechnya





Pengantar

M
elihat pergerakan rakyat Chechnya yang memang sudah membudaya untuk segera merdeka dari tetangganya, Rusia. Terjadi konfrontasi permanen antara keduanya sejak abad 18 hingga sekarang belum selesai. Pergolakan terus tumbuh (degenerasi) dan muncul hampir setiap 40 tahunan sekali. Operasi militer yang terjadi di daerah itu hanya menambah urutan warga negara yang meninggal, tapi tidak atau belum menyelesaikan masalah.
Etnonasionalisme dianggap sebagai cara terbaik mengatasi semua masalah Chechnya ini. Kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi bangsa ini telah terpuruk sebegitu dalamnya. Perjuangan mereka ini selalu menemui hambatan oleh kekerasan yang dilakukan Rusia yang tidak rela melepas negara ini sejak berabad-abad yang lalu, yang sebagian besar disebabkan oleh letaknya yang strategis sebagai daerah benteng (Pegunungan Kaukasus) alami yang susah ditembus dari luar, sebagai daerah jalur pipa minyak Rusia, serta daerahnya yang cukup subur akan hasil-hasil alam, khususnya minyak.
Sejarah perjuangan Muslim, bangsa Chechnya, yang heroik dan tidak mengenal lelah inilah yang tidak lepas dari pengamatan Leo Tolstoy.  Kemudian dituliskannya dalam novelnya bertajuk “Haji Murad” sebagai tokoh legendaris yang memimpin perjuangan lepas dari kungkungan Rusia.

Kalau di Aceh bisa ditemui Tengku Chik Pante Kulu yang menulis Hikayat 'Prang Sabi' dalam perjalanan pulang berhaji, maka di Rusia ada sesosok nama ulama yang juga sangat melegenda. Dia adalah Haji  Murad. Sosok dan kisah hidupnya telah diabadikan oleh penulis besar Rusia, Leo Tolstoy.
Hadji Murad atau kadang-kadang ditulis Hadji Murat atau Haji Murat dan Haji Murad adalah karya Leo Tolstoy yang terakhir. Novel ini didasarkan pada kisah Haji Murad, seorang pejuang muslim Chechnya yang karena alasan balas dendam pribadi, bersekutu dengan tentara Rusia yang sebelumnya ia perangi. Tolstoy mengarang novel ini dari tahun 1896 sampai tahun 1904, selama 8 tahun, dan diterbitkan tahun 1912.
Leo Tolstoy menulis novel “Hadji Murad” untuk mengenang perjuangannya melawan penjajahan Kekaisaran Rusia pada  1711-1864. Dalam novel ini dapat ditemui beberapa tema, di antaranya tema perlawanan dan pertentangan antara Eropa (Rusia) dan dunia Islam (Chechnya). Dalam karya tersebut dapat terlihat kematangannya sebagai seorang sastrawan besar. □




HAJI MURAD PEJUANG CHECHNYA


  
H
adji Murad lahir dengan nama  Tselmas Oul, pada kuartal pertama abad ke-19 . Dia adalah pahlawan Kaukasia yang terkenal, sosoknya hanya tertandingi oleh pejuang Kaukasia lainnya, Imam Shamil. Murad lahir dari sebuah etnis yang disebut Avar. Suku itu - dan Murad -  terkenal sebagai dan bisa dibilang salah satu tempat kelahiran para penembak jitu terbaik di zamannya. Reputasinya adalah tidak pernah menembaki target yang sama dua kali.

Haji Murad adalah sosok dari seorang ulama, nasionalis dan pejuang Chechnya yang rela berkorban demi perdamaian negerinya. Sebelum terjadi pertikaian intern di tubuh para pejuang Chechnya, Haji Murad adalah orang kepercayaan Shamil dan mempunyai pengaruh yang sangat luas dan kuat baik terhadap kawan maupun musuh-musuhnya. Tetapi karena ada pertikaian yang dipicu oleh dendam lama yang sudah mengakar dan tidak bisa ditolelir lagi, maka Haji Murad dan Shamil mendaulatkan diri untuk beroposisi antara satu dengan lainnya.
Akibat perpecahan ini membuat Haji Murad membelot dan menyerahkan diri kepada Tsar Agung Rusia. Haji Murad berjanji akan membantu tentara Rusia memadamkan pemberontakan di Chechnya asalkan pihak Rusia bisa menyelamatkan keluarga dari cengkraman Shamil. Awalnya kesepakatan dan komunikasi yang baik antar Haji Murad dan pihak Rusia berjalan sangat positif. Tetapi lambat laun Haji Murad menjadi pesimis, karena pihak Rusia sengaja mengulur-ulur waktu dan bersikap setengah hati terhadap keselamatan keluarganya. Karena nasib keluarganya yang semakin tidak jelas membuat Haji Murad beralih pikiran lagi. Ia dan keempat anak buah setianya kemudian bergerak sendiri tanpa izin pihak Rusia. Sedangkan pihak Rusia yang melihat aktifitas Haji Murad yang sudah di luar komandonya menganggap hal itu sebuah pembelotan.
Pada sebuah penggerebegan, Haji Murad sempat tertangkap. Namun, dia berhasil lolos dengan menghajar seorang tentara Rusia serta kabur dengan cara  melompati tebing. Akibat aksinya ini Hadji Murad terluka parah, sedangkan tentara Rusia tewas seketika. Dia kemudian tinggal untuk bersembunyi di sebuah desa di dekatnya. Lalu, ia memutuskan untuk bergabung dengan pejuang Imam Shamil. Kemudian dalam persembunyiannya itu, Murad kemudian mengirim surat kepada Shamil untuk meminta bergabung dengannya. Shamil dengan senang hati menerima dia, apalagi Shamil pun sebenarnya telah meminta bantuannya, tapi masih ditolak oleh Murad. Akibat bergabungnya Murad, maka perlawanan terhadap Kekaisaran Rusia semakin gencar. Hadji Murad memperbarui banyak taktik militer sehingga membuat perlawanan kepada Kekasairan Rusia semakin efektif. Contoh taktik ini adalah membalikan sepatu kuda sehingga siapa pun yang membuntutinya akan salah arah. Akibat bergabungnya Murad maka perjuangan bersenjata yang dipimpin Imam Shamil, banyak menghadirkan malapeta bagi Kekaisaran Rusia. Para tentara Rusia banyak yang menjadi ketakutan.
Namun sayang, persekutuan Murad dan Shamil  kemudian pecah.  Bahkan kemudian Shamil malam berbalik melawan Haji Murad.  Shamil rupanya cemburu atas kepopuleran Haji Murad. Adanya perpecahan ini, Rusia kemudian memanfaatkannya. Dalam sebuah penyerbuan, dengan pasukan yang tidak sebanding, Haji Murad tertangkap. Dia kemudian dihukum penggal, kepalanya  kemudian dikirimkan ke Tbilisi. Sebelumnya dibalsem dulu, baru kemudian dipersembahkan kepada Kaisar Rusia sebagai bukti kematiannya. Untuk mengenang perjuangannya sebuah monumen kini didirikan di Kota Shaki-Zaqatal, Rusia.

Penutup

Demikianlah, Leo Tolstoy. Ia merupakan tokoh sastra berpengaruh dunia dari Rusia. Karya-karyanya bercorak realis dan bernuansa religius sarat dengan perenungan moral dan filsafat. Dua tahun setelah kematiannya, pada tahun 1912 terbit novel terakhirnya yang berjudul Haji Murad. Merupakan kisah seorang pemberontak Muslim asal Cechnya, dengan gagah berani melawan kekaisaran Rusia.
Karya pamungkas Leo Tolstoy ini terinspirasi oleh sosok historis dan kontroversial yang ia lihat saat ia menjadi tentara di Kaukasus. Hal ini senada seperti yang ada pada pembuka novel tersebut, “Sebagian cerita itu disaksikan sendiri, sebagian kudengar dari sejumlah saksi, dan sebagian kubayangkan sendiri…”
Kemampuan Leo Tolstoy dalam menyajikan cerita sangat luar biasa. Seakan akan pembaca bisa menggambarkan dan merasakan apa yang dia alami pejuang Muslim Chechnya tersebut. Tidak berlebihan jika Harold Bloom menyatakan, Haji Murad adalah kisah terbaik dunia.” Meski sudah lebih satu abad berlalu, Haji Murad akan selalu menjadi gambaran yang menggentarkan akan sosok pejuang yang gagah berani melawan kekaisaran Rusia. □ AFM

Baca juga tajuk terkait: Leo Tolstoy dan Islam



Sumber:
Wikipedia bahasa Indonesia
https://www.goodreads.com/review/show/58958364
http://suarahaji.com/index.php?option=com_content&view=article&id=95:haji-murad-pejuang-rusia&catid=5:persona&Itemid=6
https://adibaunillahfasya.wordpress.com/2013/09/25/resensi-novel-haji-murad-leo-tolstoy/□□□