Pengantar
M
|
elihat pergerakan rakyat
Chechnya yang memang sudah membudaya untuk segera merdeka dari tetangganya, Rusia.
Terjadi konfrontasi permanen antara keduanya sejak abad 18 hingga sekarang
belum selesai. Pergolakan terus tumbuh (degenerasi) dan muncul hampir setiap 40
tahunan sekali. Operasi militer yang terjadi di daerah itu hanya menambah
urutan warga negara yang meninggal, tapi tidak atau belum menyelesaikan
masalah.
Etnonasionalisme
dianggap sebagai cara terbaik mengatasi semua masalah Chechnya ini. Kehidupan
sosial, budaya, dan ekonomi bangsa ini telah terpuruk sebegitu dalamnya.
Perjuangan mereka ini selalu menemui hambatan oleh kekerasan yang dilakukan
Rusia yang tidak rela melepas negara ini sejak berabad-abad yang lalu, yang
sebagian besar disebabkan oleh letaknya yang strategis sebagai daerah benteng
(Pegunungan Kaukasus) alami yang susah ditembus dari luar, sebagai daerah jalur
pipa minyak Rusia, serta daerahnya yang cukup subur akan hasil-hasil alam,
khususnya minyak.
Sejarah
perjuangan Muslim, bangsa Chechnya, yang heroik dan tidak mengenal lelah inilah
yang tidak lepas dari pengamatan Leo Tolstoy. Kemudian dituliskannya dalam novelnya bertajuk
“Haji Murad” sebagai tokoh legendaris yang memimpin perjuangan lepas dari
kungkungan Rusia.
Kalau
di Aceh bisa ditemui Tengku Chik Pante Kulu yang menulis Hikayat 'Prang
Sabi' dalam perjalanan pulang berhaji, maka di Rusia ada sesosok nama ulama
yang juga sangat melegenda. Dia adalah Haji
Murad. Sosok dan kisah hidupnya telah diabadikan oleh penulis besar
Rusia, Leo Tolstoy.
Hadji Murad atau kadang-kadang ditulis Hadji Murat atau Haji Murat dan Haji
Murad adalah karya Leo Tolstoy yang
terakhir. Novel ini didasarkan pada kisah Haji Murad, seorang pejuang muslim
Chechnya yang karena alasan balas dendam pribadi, bersekutu dengan tentara
Rusia yang sebelumnya ia perangi. Tolstoy mengarang novel ini dari tahun 1896
sampai tahun 1904, selama 8 tahun, dan diterbitkan tahun 1912.
Leo
Tolstoy menulis novel “Hadji Murad” untuk mengenang perjuangannya melawan
penjajahan Kekaisaran Rusia pada 1711-1864. Dalam novel ini dapat ditemui
beberapa tema, di antaranya tema perlawanan dan pertentangan antara Eropa
(Rusia) dan dunia Islam (Chechnya). Dalam karya tersebut dapat terlihat
kematangannya sebagai seorang sastrawan besar. □
HAJI MURAD PEJUANG CHECHNYA
H
|
adji
Murad lahir dengan nama Tselmas Oul, pada kuartal pertama abad ke-19 .
Dia adalah pahlawan Kaukasia yang terkenal, sosoknya hanya tertandingi oleh
pejuang Kaukasia lainnya, Imam Shamil. Murad lahir dari sebuah etnis
yang disebut Avar. Suku itu - dan Murad - terkenal sebagai dan bisa
dibilang salah satu tempat kelahiran para penembak jitu terbaik di zamannya.
Reputasinya adalah tidak pernah menembaki target yang sama dua kali.
Haji
Murad adalah sosok dari seorang ulama, nasionalis dan pejuang Chechnya yang
rela berkorban demi perdamaian negerinya. Sebelum terjadi pertikaian intern di
tubuh para pejuang Chechnya, Haji Murad adalah orang kepercayaan Shamil dan
mempunyai pengaruh yang sangat luas dan kuat baik terhadap kawan maupun
musuh-musuhnya. Tetapi karena ada pertikaian yang dipicu oleh dendam lama yang
sudah mengakar dan tidak bisa ditolelir lagi, maka Haji Murad dan Shamil mendaulatkan
diri untuk beroposisi antara satu dengan lainnya.
Akibat
perpecahan ini membuat Haji Murad membelot dan menyerahkan diri kepada Tsar
Agung Rusia. Haji Murad berjanji akan membantu tentara Rusia memadamkan
pemberontakan di Chechnya asalkan pihak Rusia bisa menyelamatkan keluarga dari
cengkraman Shamil. Awalnya kesepakatan dan komunikasi yang baik antar Haji Murad
dan pihak Rusia berjalan sangat positif. Tetapi lambat laun Haji Murad menjadi
pesimis, karena pihak Rusia sengaja mengulur-ulur waktu dan bersikap setengah
hati terhadap keselamatan keluarganya. Karena nasib keluarganya yang semakin
tidak jelas membuat Haji Murad beralih pikiran lagi. Ia dan keempat anak buah
setianya kemudian bergerak sendiri tanpa izin pihak Rusia. Sedangkan pihak
Rusia yang melihat aktifitas Haji Murad yang sudah di luar komandonya menganggap
hal itu sebuah pembelotan.
Pada
sebuah penggerebegan, Haji Murad sempat tertangkap. Namun, dia berhasil lolos
dengan menghajar seorang tentara Rusia serta kabur dengan cara melompati
tebing. Akibat aksinya ini Hadji Murad terluka parah, sedangkan tentara Rusia
tewas seketika. Dia kemudian tinggal untuk bersembunyi di sebuah desa di
dekatnya. Lalu, ia memutuskan untuk bergabung dengan pejuang Imam Shamil.
Kemudian dalam persembunyiannya itu, Murad kemudian mengirim surat kepada
Shamil untuk meminta bergabung dengannya. Shamil dengan senang hati menerima
dia, apalagi Shamil pun sebenarnya telah meminta bantuannya, tapi masih
ditolak oleh Murad. Akibat bergabungnya Murad, maka perlawanan terhadap
Kekaisaran Rusia semakin gencar. Hadji Murad memperbarui banyak taktik militer
sehingga membuat perlawanan kepada Kekasairan Rusia semakin efektif. Contoh
taktik ini adalah membalikan sepatu kuda sehingga siapa pun yang membuntutinya
akan salah arah. Akibat bergabungnya Murad maka perjuangan bersenjata yang
dipimpin Imam Shamil, banyak menghadirkan malapeta bagi Kekaisaran Rusia. Para
tentara Rusia banyak yang menjadi ketakutan.
Namun
sayang, persekutuan Murad dan Shamil kemudian pecah. Bahkan
kemudian Shamil malam berbalik melawan Haji Murad. Shamil rupanya cemburu
atas kepopuleran Haji Murad. Adanya perpecahan ini, Rusia kemudian
memanfaatkannya. Dalam sebuah penyerbuan, dengan pasukan yang tidak sebanding, Haji
Murad tertangkap. Dia kemudian dihukum penggal, kepalanya kemudian dikirimkan ke Tbilisi. Sebelumnya dibalsem
dulu, baru kemudian dipersembahkan kepada Kaisar Rusia sebagai bukti
kematiannya. Untuk mengenang perjuangannya sebuah monumen kini didirikan di
Kota Shaki-Zaqatal, Rusia.
Penutup
Demikianlah, Leo
Tolstoy. Ia merupakan tokoh sastra berpengaruh dunia dari Rusia. Karya-karyanya
bercorak realis dan bernuansa religius sarat dengan perenungan moral dan
filsafat. Dua tahun setelah kematiannya, pada tahun 1912 terbit novel
terakhirnya yang berjudul Haji Murad. Merupakan kisah seorang
pemberontak Muslim asal Cechnya, dengan gagah berani melawan kekaisaran Rusia.
Karya pamungkas Leo
Tolstoy ini terinspirasi oleh sosok historis dan kontroversial yang ia lihat
saat ia menjadi tentara di Kaukasus. Hal ini senada seperti yang ada pada
pembuka novel tersebut, “Sebagian cerita itu disaksikan sendiri, sebagian
kudengar dari sejumlah saksi, dan sebagian kubayangkan sendiri…”
Kemampuan Leo Tolstoy
dalam menyajikan cerita sangat luar biasa. Seakan akan pembaca bisa
menggambarkan dan merasakan apa yang dia alami pejuang Muslim Chechnya
tersebut. Tidak berlebihan jika Harold Bloom menyatakan, “Haji Murad adalah kisah terbaik dunia.” Meski
sudah lebih satu abad berlalu, Haji Murad akan
selalu menjadi gambaran yang menggentarkan akan sosok pejuang yang gagah berani
melawan kekaisaran Rusia. □ AFM
Baca juga tajuk terkait: Leo Tolstoy dan Islam
Sumber:
●Wikipedia
bahasa Indonesia
●https://www.goodreads.com/review/show/58958364
●http://suarahaji.com/index.php?option=com_content&view=article&id=95:haji-murad-pejuang-rusia&catid=5:persona&Itemid=6
●https://adibaunillahfasya.wordpress.com/2013/09/25/resensi-novel-haji-murad-leo-tolstoy/□□□