Wednesday, September 21, 2016

Parade Islam Internasional di New York



Oleh: Imam Shamsi Ali
(Judul Aslinya: Seputar Kasus Bom New York)


 
Parade Islam internasional adalah salah satu penafsiran dari mental baja itu. Kami maju dan tidak gentar menampilkan eksistensi kami. Eksistensi yang besar dan bangga dengan agamanya, bangga dengan komunitas besarnya, dan juga bangga menjadi bagian dari masyarakat Amerika yang besar.

 
 
D
alam beberapa hari terakhir ini kota New York, jantung dunia, kembali mengalami sorotan tajam. Tidak saja bahwa hiruk pikuk kampanye pemilu Amerika saat ini sedang melangit. Bayangkan, dua calon presiden Amerika kali ini dianggap penduduk New York. Donald Trump dari Republikan yang memang lahir dan besar di Jamaica New York. Daerah di mana saya berdomisili saat ini. Dan Hillary yang dikenal sebelumnya sebagai Senator asal New York. Dan memang setelah suaminya selesai menjabat presiden US memilih New York sebagai kampung halamannya.

Apalagi Senin depan ini kedua calon ini akan mengadu argumentasi pada debat kandidat presiden yang pertama di Universitas Hofsra New York. Keduanya akan mengadu kelihaian dan kekuatan alasan kenapa warga Amerika punya alasan untuk memilih mereka.

Selain itu karena mulai Minggu kemarin Sidang Majelis Umum PBB, hajatan akbar seluruh negara-negara di dunia resmi dimulai. Hari ini Presiden Barak Obama akan menyampaikan pidato terakhirnya di PBB sebagai presiden negata super power ini. Sementara dari Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.

Dan kami sendiri masyarakat Muslim New York tengah mempersiapkan perhelatan tahunan akbar kami. United American Muslim Day Parade atau pawai Islam internasional tahunan akan kami laksanakan minggu ini, 25 September di pusat kota Manhattan. Parade kali ini diperkirakan akan diikuti oleh ribuan bahkan puluhan ribu warga Muslim dan non Muslim.


Peledakan di Manhattan

Dari sekian peristiwa di atas, tidak kalah hebohnya adalah terjadinya ledakan bom rakitan di kota Manhattan dua hari lalu (17 September 2016). Peristiwa ini terjadi justeru di saat terjadi kebencian atau Islamophobia yang tinggi di Amerika, sebagai akibat dari retorika politik anti Islam sebagian politisi Amerika. Donald Trump misalnya tidak mengurangi keinginannya untuk melakukan tindakan diskriminatif, yang jelas melanggar Konstitusi Amerika, jika terpilih.

Untungnya bahwa pada peristiwa kali ini tidak ada yang meningal. Hanya ada sekitar 29 orang yang mengalami luka ringan. Perkiraan saya karena memang pelakunya tidak profesional, ragu, atau mungkin juga karena rakitan itu tidak memiliki kapasitas besar untuk membunuh. Tapi bagaimanapun itu, hal ini merupakan peristiwa yang secara konsensus dikutuk oleh semua pihak termasuk komunitas Muslim.

Setelah dua hari pengejaran, yang tentunya perlu mendapat apresiasi tinggi, pihak pengamanan New York yang terdiri dari berbagai badan intelijen dan kepolisian, berhasil menangkap pelakunya. Seorang warga keturunan Afganistan (yang sudah mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat), berumur 28 tahun bernama Ahmad Khan Rahami.

Yang menarik adalah ternyata pelakunya tertangkap di sebuah tangga bar milik warga India di New Jersey. Oleh pemiliknya diperkirakan jika malam sebelumnya sang Ahmad ini telah minum dan mabuk sehingga tertidur hingga pagi hari di lorong bar tersebut.


Dampaknya ke komunitas Muslim

Kita kenal bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini saja ada beberapa peristiwa kekerasan yang terjadi terhadap komunitas Muslim. Pembunuhan dua Imam asal Bangladesh di Queens New York. Lalu seorang wanita juga asal Bangladesh meninggal setelah ditusuk oleh seseorang. Beberapa hari lalu seorang turis wanita berpakaian Islam, disulut api dari belakang. Dan banyak lagi kasus-kasus dengan kapasitas yang berbeda.


Lalu bagaimana dengan komunitas Muslim dan Islam itu sendiri?

Alhamdilllah, dengan segala optimisme dan percaya diri saya ingin katakan kita melanjutkan hidup dan perjungan sebagaimana biasa. Apapun yang terjadi semuanya adalah kasus "penyelewengan" tidak saja kepada hak komunitas Muslim untuk hidup aman dan nyaman. Tapi sejatinya penyelewengan besar pertama kali terhadap konstitusi negara Amerika. Negara ini dibangun di atas konstitusi yang solid, yang memberikan kebebasan dan perlindungan terhadap agama dan pemeluknya, tanpa diskriminasi.

Selain itu, hubungan komunitas Muslim dan pihak pengamanan sangat dekat. Bahkan beberapa kali pihak kepolisian New York melakukan kerjasama dengan komunitas Muslim dalam menangani hal-hal yang dianggap mengancam keamanan. Kerjasama dan saling percaya inilah yang menjadikan pelaku pembunuhan Imam Akonjee maupun Sister Nazma ditangkap dalam waktu yang singkat.

Artinya kombinasi komitmen institusi dan kejelasan konstitusi itulah yang menjadikan kami komunitas Muslim selalu percaya diri dan optimis. Bahwa peristiwa-peristiwa saat ini, termasuk pemboman, akan berlalu sebagaimana masa-masa lalu. Tentu karena keyakinan bahwa Allah akan selalu bersama dan membela kebenaran dan keadilan.

Oleh karenanya saya baik sebagai pribadi, maupun dalam kapasitas Imam dan ketua Yayasan Muslim Amerika selalu mengingatkan kepada semua pihak agar menahan diri. Masalah apapun yang terjadi jangan didramatisir, apalagi kadang dengan ekspresi yang berlebihan. Karena hal ini, selain tidak memberikan solusi, juga hanya akan menambah beban umat. Menumbuhkan rasa takut dan marah, yang pada gilibnya bisa menimbulkan akibat yang lebih buruk.

Oleh karenanya yang kami lakukan adalah usaha-usaha yang bersifat "solution oriented". Melakukan pertemuan pimpinan umat dan agama. Juga melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dan keamanan. Tapi yang terpenting adalah membangun rasa aman dan optimisme umat agar jangan pernah mau terintimidasi dan lemah dengan peristiwa ini.

Sebaliknya justeru semakin yakin, optimis dan kuat. Dengan mental baja seperti ini komunitas Muslim akan menjalani hidup dengan normal, bahkan semakin proaktif dalam "menantang tantangan" (challenging the challenge). Komunitas Muslim juga akan semakin berani mengambil bahagian dalam kehidupan sentral dalam masyarakat mainstream Amerika.

Parade Islam internasional adalah salah satu penafsiran dari mental baja itu. Kami maju dan tidak gentar menampilkan eksistensi kami. Eksistensi yang besar dan bangga dengan agamanya, bangga dengan komunitas besarnya, dan juga bangga menjadi bagian dari masyarakat Amerika yang besar. Insya Allah! [New York, 21 September 2016]

Catatan:

Imam Shamsi Ali disamping sebagai Imam masjid di New York juga sebagai Presiden Nusantara Foundation & Muslim Foundation of America. □□□