PERISTIWA-PERISTIWA BESAR
YANG TERJADI DI BULAN RAMADHAN
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
B
|
ulan Ramadhan tidak
sebatas sebagai bulan suci bagi umat Muslim. Dalam sejarah Islam, sejumlah peristiwa besar yang sangat menentukan perkembangan
Islam dikemudian hari dan bermakna bagi umat Muslim terjadi di bulan Ramadhan. Sejarah
telah mencatat bahwa pada bulan Ramadhan penuh dengan kisah kesuksesan dan
kemenangan besar yang mampu diraih umat Islam.
Ini sekaligus membuktikan bahwa
Ramadhan bukanah bulan malas dan lemah, akan tapi merupakan bulan kuat, bulan
jihad, dan bulan kemenangan. Berikut beberapa peristiwa penting dan peperangan
sekaligus kemenangan yang pernah terjadi pada bulan Ramadhan.
Peristiwa-peristiwa besar tersebut
adalah: 1). Bulan diturunkannya Al-Qur’an, 2). Peristiwa Perang Badar, 3). Peristiwa
Futhu Makkah, 4). Penyerahan Kota Taif, 5). Ekspedisi ke Yaman, 6). Pembebasan
Andalus, 7). Islam Mengalahkan Mongol, 8). Peristiwa perang Hittin, 9).
Peperangan Yakhliz, 10). Kemerdekaan Indonesia di Bulan Ramadhan. Mari ikuti
uraian peristiwa-peristiwa besar tersebut berikut ini.
1. BULAN DITURUNKANNYA
AL-QUR’AN
N
|
uzulul Qur'an yang
secara harfiah berarti turunnya Al-Qur'an (kitab suci agama Islam) adalah
istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan “Al-Qur’an secara keseluruhan diturunkan dari
Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan
berangsur-angsur kepada Rasul SAW sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka
waktu sekitar 23 tahun.” (HR Thobari, An-Nasai dalam Sunanul Kubro, Al-Hakim
dalam Mustadroknya, Al-Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah. Hadits ini dishahihkan
oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. Ibnu Hajar pun menyetujui
sebagaimana dalam Al-Fath, 4:9).
Sedangkan wahyu pertama yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW -
ketika itu berumur 4o tahun, yaitu sekitar tahun 11 Sebelum Hijriyah - adalah surat Al-‘Alaq ayat 1 sampai denga
ayat 5, yang artinya: (Ayat 1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan; (Ayat 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah: (Ayat
3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah; (Ayat 4) Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam; (Ayat 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Kandungan Surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Surat Al-‘Alaq ayat 1 sampai ayat 5 merupakan wahyu pertama yang
diterima Nabi Muhammad SAW. Inilah
wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW, yang dalam kajian Ibnu Katsir dikatakan sebagai
rahmat dan nikmat pertama yang dianugerahkan Allah SWT kepada para hamba-Nya
(Lihat Tafsir Ibnu Katsir V/236). Dan inilah pula yang menandai penobatan
beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah SWT,
kepada seluruh umat manusia. Wahyu inilah yang menjadi tonggak perubahan
peradaban dunia. Dengan turunnya ayat tersebut maka berubahlah garis sejarah
umat manusia. Berubah dari kehidupan jahiliyah nan gelap dalam semua aspek,
termasuk di dalamnya kegelapan ilmu pengetahuian, menjadi terang benderang.
Sejak saat itu, penduduk bumi hidup dalam keharibaan dan pemeliharaan Allah SWT secara langsung. Mereka hidup dengan
terus memantau ajaran Allah SWT yang
mengatur semua urusan mereka, besar maupun kecil. Dan perubahan-perubahan itu
ternyata diawali dengan "Iqra" (bacalah). Perintah membaca di sini
tentu harus dimaknai bukan sebatas membaca lembaran-lembaran buku, melainkan
juga membaca ‘buku’ dunia. Seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Membaca diri kita, alam semesta dan
lain-lain. Berarti ayat tersebut memerintahkan kita untuk belajar dari mencari
ilmu pengetahuan serta menjauhkan diri kita dari kebodohan.
Namun membaca yang mampu membawa kepada perubahan positif bagi kehidupan
manusia bukanlah sembarang membaca, melainkan membaca ‘dengan menyebut nama
Allah Yang Menciptakan’ اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ Dalam
kajian Sayyid Quthb rahimahullah,
bahwa surat ini adalah surat pertama dari Al-Qur’an, maka ia dimulai dengan Bismillah, dengan nama Allah. Dan
Rasulullah SAW pertama kali melangkah
dalam berhubungan dengan Allah dan pertama kali menapaki jalan da’wah dengan Bismillah: "Iqra’ bismi
rabbik". (Tafsir Fi Zhilal Al Qur’an). Dengan demikian dalam makna yang
lebih luas, ayat pertama merupakan perintah untuk mencari ilmu, ilmu yang
bersifat umum baik ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah (ayat Al-Qur’an) dan
ayat-ayat kauniyah (yang terjadi di alam). Ayat qauliyah ialah tanda-tanda
kebesaran Allah SWT yang berupa
firmanNya, yaitu Al-Qur’an. Dan ayat-ayat kauniyah ialah tanda-tanda kebesaran
Allah SWT yang ada di alam jagat semesta
dan alam jagat kecil (embriologi, sel biologi, inti zat atom).
Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad SAW sedang berada di Gua
Hira, ketika tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut.
Adapun mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat
perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian menyebutkan peristiwa
tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18
berdasarkan riwayat Ibnu Umar), sebagian lainnya pada bulan Rajab pada tanggal
17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan Ramadhan
pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib), 21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (Aisyah,
Jabir dan Watsilah bin Asqo')
Sebagian muslim, memperingati Nuzulul Qur'an (Turunnya Al-Qur’an) waktu terjadinya
peristiwa tersebut secara khusus. Di Indonesia setiap tanggal 17 Ramadhan,
biasanya dilakukan ceramah atau pengajian khusus bertemakan Nuzulul Qur'an.
Dilihat daripada bulan yang disuruh kita berpuasa sebulan penuh maka turunnya
Al-Qur’an terjadi pada bulan Ramadhan. Dan dilihat daripada 10 hari terakhir
pada bulan Ramadhan turunnya lailatul qadar maka tentunya turunnya Al-Qur’an
terjadi pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan. Dan menurut menurut musnad
Imam Ahmad, turunnya Al-Qur'an pada tanggal 24 Ramadhan, namun masih ada
perbedaan pendapat antara ulama. namun yang paling masyhur adalah tanggal 17
Ramadhan. [1]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)..." (QS Al Baqarah 2:185)
Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah SWT memuji Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya, karena Dia telah memilihnya di antara semua bulan sebagai bulan yang padanya diturunkan Al-Qur’an yang agung". Sebagaimana Allah SWT mengkhususkan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, sesungguhnya telah disebutkan oleh hadits bahwa pada bulan Ramadhan pula kitab Allah lainnya diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya meriwayatkan: "Lembaran-lembaran (shuhuf) Nabi Ibrahim diturunkan pada permulaan malam Ramadhan dan kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam Ramadhan, dan kitab Injil diturunkan pada tanggal tiga belas Ramadhan, sedang Al-Qur’an diturunkan pada tanggal dua puluh empat Ramadhan.” (HR Ahmad dalam Musnad, dan dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, no. 1575)
2. PERISTIWA PERANG BADAR
I
|
bnu Hisyam menyatakan perang ini
merupakan kemenangan pertama yang menentukan kedudukan umat Islam dalam
menghadapi kekuatan kemusyrikin Quraisy dari Makkah. Pertempuran Badar (gazwah
badr - غزوة بدر) terjadi pada pagi Jumat, 17 Ramadhan 2 Hiriyah (13 Maret 624) di
Badar, diluar Madinah. Kemenangan lebih kurang 313 orang pasukan Islam di bawah
pimpinan Rasulullah Shallalāhu
‘Allaihi Wassalām
(SAW) ini mengalahkan lebih kurang 1000
orang pasukan musyrikin Makkah. Pertempuran habis-habisan selama 2 jam. pasukan
muslim berhasil menghancurkan barisan pertahanan Quraisy yang kemudian mundur
dalam kekacauan.
Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan
penduduk Makkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala
kecil antara akhir tahun 623 sampai dengan awal tahun 624, dan konflik
bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian,
Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara
kedua kekuatan itu. Lokasi kota Badar 80 mil (128 km) baratdaya kota Madinah.
Badar terletak diantara (lebih dekat ke) Madinah dan Makkah
Pasukan Muhammad SAW yang
sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat,
dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Makkah sekaligus menewaskan
beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin
Hisyam.
Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah
berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang
untuk mengalahkan musuh mereka di Makkah. Makkah saat itu merupakan salah satu
kota terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga
memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah
bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad SAW sebagai pemimpin atas
berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai antara
sesama mereka. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun
persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama
Islam pun dimulai.
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar
menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar
setahun kemudian dalam Pertempuran Uhud. [2]
3. PERISTIWA FATHU MAKKAH
P
|
embebasan Makkah atau Fathu
Makkah (فتح مكة, Fathu Makkah) merupakan peristiwa
yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 Hijriyah, di
mana Nabi Muhammad SAW beserta 10.000
pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kemudian menguasai Makkah
secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, sekaligus menghancurkan
berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.
Penyebab
Pada tahun 628, Quraisy dan Muslim dari Madinah
menandatangani Perjanjian Hudaibiyah. Meskipun hubungan yang lebih baik terjadi
antara Makkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaibiyah, 10
tahun gencatan senjata dirusak oleh musyrikin Quraisy sendiri, dengan sekutunya
Bani Bakr, menyerang Bani Khuza'ah yang merupakan sekutu Muslim (Madinah),
walaupun sebenarnya yang pertama kali menyerang Bani Bakr adalah Bani Khuza'ah
sebelum perjanjian Hudaibiyah, dan sayang sekali permasalahan tersebut hanya
diselesaikan dengan perjanjian elite yang tidak melibatkan akar rumput,
sehingga masih menimbulkan dendam dikalangan Bani Bakr. Pada saat itu musyrikin
Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal berdasarkan kesepakatan damai dalam
perjanjian tersebut di mana Bani Khuza'ah telah bergabung ikut dengan Nabi
Muhammad SAW dan
sejumlah dari mereka telah memeluk Islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan
musyrikin Quraisy.
Sumber Lain [3]
Dari sumber lain menyebutkan bahwa, ternyata Bani Bakr memanfaatkan kondisi damai ini untuk
melancarkan serangan kepada Bani Khuza’ah, agar mereka bisa membunuh
orang-orang Khuza’ah tanpa mereka bersiap mengadakan perlawanan. Di suatu malam
Bani Bakr mulai keluar dan menuju tempat Bani Khuza’ah. Mereka memburu Bani
Khuza’ah sampai orang-orang Khuza’ah berlari ke tanah haram agar aman dari
pembunuhan. Salah seorang dari Bani Bakr menyeru pemimpinnya yang bernama
Naufal, “Wahai Naufal, sesungguhnya kita memasuki tanah haram. Ingatlah
Tuhanmu, Tuhanmu.” Naufal malah menjawab, “Wahai Bani Bakr, tidak ada Tuhan
pada hari ini! Balaskan dendam kalian! Aku bersumpah, kalau perlu kalian boleh
mencuri di tanah haram. Tunggu apa lagi, balaskan dendam kalian di dalam tanah
haram!” Dan terjadilah pembantaian di tanah haram. Peristiwa ini merupakan
pelanggaran terhadap perjanjian damai yang telah disepakati, perjanjian damai
Hudaibiyah telah dirobek-robek oleh orang-orang musyrikin Quraisy karena
membiarkan sekutu mereka membantai sekutu Nabi Muhammad SAW.
Sampailah kabar tersebut ke
telinga Rasulullah SAW, beliau pun
memenuhi janjinya terhadap sekutunya, Bani Khuza’ah. Abu Sufyan (yang saat itu
masih kafir) datang langsung menemui Rasulullahn SAW di Madinah, melobi beliau agar mau memaafkan penghianatan
tersebut. Setelah ditolak mentah-mentah oleh Rasulullah SAW, Abu Sufyan datang menemui istri Rasulullah yang merupakan anak
kandungnya, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, agar anaknya mau melobi Rasulullah.
Ternyata Ummu Habibah pun tegas menolak keinginan sang ayah, bahkan ia tidak
sudi tikar yang biasa dipakai Rasulullah duduk di rumahnya diduduki sang ayah
yang kala itu adalah musuh Allah dan Rasul-Nya.
Abu Sufyan terus melobi orang-orang
dekat Rasulullah sampai Abu Bakar, Umar, dan Ali bin Abi Thalib, agar melobi
Rasulullah untuk mengurungkan niat menyerang Makkah. Mereka semua tidak bisa
memberikan solusi bagi Abu Sufyan. Ia pun pulang ke Makkah dan membawa kabar
genting bahwa Muhammad akan menyerang Makkah.
Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Makkah, pergi
ke Madinah maksudnya untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu,
tetapi Nabi Muhammad SAW
menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Sekitar 10.000 orang pasukan
Muslim pergi ke Makkah yang segera menyerah dengan damai. Nabi Muhammad SAW bermurah hati kepada
pihak Makkah dengan sama sekali tidak membantai habis mereka, dan hanya memerintahkan
untuk menghancurkan berhala di sekitar dan di dalam Ka'bah. Selain itu hukuman
mati juga ditetapkan atas 17 orang Makkah atas kejahatan mereka terhadap orang
Muslim, meskipun pada akhirnya beberapa di antaranya diampuni.
Pemimpin Pasukan
Tanggal 10 Ramadan 8 Hijriyah, Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan
bergerak dari Madinah menuju Makkah, dan kota Madinah diwakilkannya kepada Abu
Ruhm Al-Ghifary.
Ketika sampai di Dzu Thuwa, Nabi Muhammad SAW membagi pasukannya,
yang terdiri dari tiga bagian, masing-masing adalah: Khalid bin Walid memimpin
pasukan untuk memasuki Makkah dari bagian bawah; Zubair bin Awwam memimpin
pasukan memasuki Makkah bagian atas dari bukit Kada', dan menegakkan bendera di
Al-Hajun, Abu Ubaidah bin al-Jarrah memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah
hingga sampai ke Makkah. Menurut pendapat lain, empat bagian pasukan, bagian
yang keempat dipimpin oleh Sa'ad bin 'Ubadah memimpin orang Madinah supaya
memasuki Makkah dari arah sebelah barat. Praktis kota Makkah di kepung 10.000
pasukan yang mengunci setiap usaha melawan pasukan Madinah.
Dari arah Al-Hajun Nabi Muhammad SAW memasuki Masjid
Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah thawaf
mengelilingi Ka'bah, Nabi Muhammad SAW mulai
menghancurkan berhala dan membersihkan Ka'bah. Dan selesailah pembebasan Makkah.
[4]
4. PENYERAHAN KOTA TAIF
J
|
arak kota Thaif dengan Makkah yang
telah dibebaskan oleh Rasulullah SAW
dengan 10.000 pasukan adalah 157 kilometer, namun pada tahun 9 Hijriyah masih
belum tunduk.
Kota Taif pernah mencatat sejarah
ketika penduduknya melempari batu dan mengusir dan Nabi Muhammad SAW saat berdakwah di sana sewaktu
sebelum hijrah ke Madinah. Setelah beliau dan umat Islam berhasil membebaskan
Makkah, kaum Bani Thaqif di kota Taif bersikeras tidak mau tunduk kepada Nabi
Muhammad SAW, walaupun Makkah telah
berhasil dibebaskan.
Kemudian Nabi Muhammad SAW dan tentara Islam lalu maju ke Taif
dan mengepungnya dalam waktu lama. Akhirnya kaum Bani Thaqif datang ke Makkah
di bulan Ramadan tahun ke-9 Hijriyah dengan menyerahkan kota Taif sebagai tanda
menyerah.
5. EKSPEDISI KE YAMAN
Y
|
aman terletak di selatan semenanjung
tanah Arab. Nabi Muhammad SAW mengutus
Ali bin Abi Thalib RA dengan membawa
surat beliau untuk penduduk Yaman khususnya suku Hamdan.
Sebelumnya telah diutus oleh Nabi SAW Abdur Rahman bin Auf melakukan
ekspedisi (siriyyah) hingga Daumatul
Jandal selama tiga hari. Pada hari ke-3 berhasil mengajak al-Ashbagh bin Amrul
Kalbi pemimpim Nasrani masuk Islam. Kemudian
mengutus pula Amru ibnul Ash untuk melunakkan hati mereka.
Baihaqi meriwayatkan dari al-Barra’,
Rasulullah mengutus Khalid Ibnul Walid Ke Yaman untuk mengajak penduduknya
masuk Islam. Al-Barra’ berkata, ‘Aku termasuk orang yang pergi ke Yaman bersama
Khalid bin Walid. Kami tinggal di sana enam bulan mengajak mereka masuk Islam,
tapi mereka tidak menjawabnya’ Kemudian Rasulullah SAW mengutus Ali bin Abi Thalib RA
mengganti Khalid bin Walid. Ketika kami (Ali dan Al-Barra’) sudah dekat dengan
kaum suku Hamdan, mereka keluar menyambut Ali. Setelah itu membacakan kepada
mereka surat Rasulullah SAW, tak lama
kemudian, seluruh kabilah Hamdan masuk Islam. Lalu Ali mengirim surat kepada
Rasulullah SAW tentang keislaman
mereka. Setelah dibaca surat yang tiba itu Rasulullah SAW langsung sujud, lalu mengangkat kepala dan bersabda “Keselamatan
bagi Hamdan! Keselamatan bagi Hamdan! [5]
Dalam satu hari dari kedatangam Ali bin
Abi Thalib RA, semua mereka memeluk
agama Islam secara aman. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada bulan Ramadan
tahun ke-10 hijrah.
6. PEMBEBASAN ANDALUS
S
|
ebelum Islam masuk ke Andalus (Hispania,
Spanyol), Spanyol dalam keadaan terpuruk akibat kekuasaan Visigotic yang
‘brutal’ dalam menangani kekuasaan daerah pendudukannya di semenanjung Iberia (Spanyol
dan Purtugal), Eropa selatan. Suku bangsa Visigoths ini adalah salah satu
suku-suku yang berasal dari Jerman yang dikenal oleh bangsa Yunani dan Romawi
sebagai bangsa yang 'barbarian' dan berbudaya kasar serta rendah, tapi kekuatan
serdadu sangat handal dan tangguh. Dia bisa menaklukkan, tapi tidak bisa
membangunnya.
Penduduk (asli) Spanyol tertekan dan tidak sejahtera dibawah kekuasaan Visigoths. Karena tidak tertahankan lagi, mereka meminta bantuan ke tetangganya yang terdekat di seberang lautannya yang secara historis telah dikenalnya (karena sebagian penduduk Hispania/Spanyol telah lari menyelamatkan diri ke Afrika Utara) yakni Kerajaan Umayyah (Moors) yang dipisahkan oleh lautan Mediterranean, kemudiannya disanggupi oleh bangsa Moors ini.
Sebelum mendarat di dataran tanah
Spanyol, mereka bersandar dulu di pulau ‘Gibraltar’ yang berbukit yang terletak
di tepi pantai Eropah bagian paling selatan. Nama Gibraltar di ambil dari nama
(pertama) panglima pasukannya bernama ‘Thariq’ ibn Ziyad, karena di pulau itu
ada bukit atau gunung yang mencolok tinggi dan mudah untuk mengenalinya dalam
bahasa Arab di sebut ‘Jabal’ dan nama panglimanya Thariq. Kemudian lidah
non Arab menyebutnya Gibraltar (Jabal
Al-Thariq).
Pertempuran
pertama ini disebut juga sebagai Perang Guadalete. Yaitu Perang antara Dinasti Umayyah dengan bangsa Goth Eropa. Kala itu
pasukan Dinasti Umayyah dipimpin seorang pahlawan Islam yang terkenal, Thariq
bin Ziyad dan orang-orang Goth yang menduduki Andalus (Spanyol) dipimpin oleh
Raja Roderic. Perang ini mulai terjadi pada tahun 711.
Thariq adalah salah seorang panglima
terbesar dalam sejarah Islam yang merupakan prajurit Kerajaan Umayyah (Bani
Umayyah). Setelah Musa bin Nushair membuka jalan pasukan Islam ke Eropa, Thariq
ibn Ziyad menyempurnakannya dengan menaklukkan Andalus. Atas perintah Khalifah
al-Walid bin Abdul Malik, Thariq membawa pasukan Islam menyeberangi selat
Gibraltar menuju daratan Eropa
Andalus
adalah nama Arab yang diberikan kepada wilayah-wilayah bagian semenanjung Iberia
(Spanyol dan Portugal sekarang) yang diperintah oleh orang Islam selama
beberapa waktu mulai tahun 711 sampai 1492.
Pada tanggal 28 Ramadan tahun ke-92 Hijriyah,
panglima Islam bernama Tariq bin Ziyad dikirim pemerintahan Bani Umayyah untuk
membebaskan Andalus. Tariq memimpin armada Islam menyeberangi laut yang
memisahkan Afrika dan Eropa. Setelah pasukan Islam mendarat, Tariq membakar
kapal-kapal tentara Islam agar mereka tidak berpikir untuk mundur. Akhirnya
pasukan Tariq berhasil menguasai Andalus dan menyelamatkan rakyat Andalus yang
dizalimi. Islam bertapak di Andalus selama delapan abad. [6][7]
7. ISLAM MENGALAHKAN MONGOL
P
|
ada tahun 1206 sampai 1405, kaum Mongol
melebarkan penaklukannya hampir semua benua Asia. Menurut sejarah, kekaisaran
penaklukan mereka seluas 33 juta kilometer persegi. Jenderal tentara Mongol
dikenal sebagai Genghis Khan. Dalam misi penaklukan itu, mereka membunuh lebih
sejuta rakyat negara yang dikalahkan. Penaklukan mereka menjangkau sampai ke
Moscow dan Kiev.
Pada tahun 1258, tentara pimpinan jenderal Hulagu Khan menyerbu kota Baghdad yang menjadi kemegahan Dinasti Abbasiah. Dalam serangan itu, banyak umat Islam terbunuh dan banyak buku karangan sarjana Islam dibuang ke dalam Sungai Eufrat dan Dajlah sehingga airnya menjadi hitam karena tinta.
Pada 15 Ramadan 658 Hijriyah bersamaan tahun
1260 Masehi, tentara Islam bangkit membuat serangan balas. Tentara Islam dan
para ulama pimpinan Sultan Qutuz dari dinasti Mamluk, Mesir menyerbu ke
Palestina setelah Mongol menguasainya. Kedua pihak bertemu di Ain jalut.
Terjadilah Perang Ain Jalut.
Dalam pertempuran itu, tentara Islam meraih kemenangan dan berhasil menawan Kitbuqa Noyen, penasihat Hulagu Khan yang menasihatinya untuk menyerang Baghdad. Kitbuqa akhirnya dieksekusi. Kemenangan itu adalah suatu yang luar biasa saat Mongol yang terkenal dengan kekerasan akhirnya kalah pada tentara Islam. [8]
8. PERISTIWA PERANG HITTIN
H
|
ittin teletaki di dekat Tiberias, dalam wilayah Israel
masa kini. Medan pertempuran ini, dekat Kota Hittin, memiliki bukit ganda (Tanduk
Hittin) sebagai ciri geografis utama yang terletak di sisi suatu lintasan
pegunungan utara antara Tiberias dan jalan dari Akko menuju timur. Jalan Darb
al-Hawarnah, dibangun oleh bangsa Romawi, berfungsi sebagai pelintasan
timur-barat yang utama antara arungan-arungan Sungai Yordan, Danau Galilea dan
pantai Mediterania.
Perang Hattin adalah kontak
senjata yang terjadi antara umat Islam yang dipimpin oleh Shalahuddin al-Ayyubi
melawan Tentara Salib (Cruseder) dari Kerajaan-Kerajaan Eropa Abad Tengah di
Jerusalem (Perang Salib III). Perang ini terjadi pada musim panas, di bulan
Ramadhan 4 Juli 1187. Wilayah Tiberias, di dekat kota Hittin, Israel sekarang,
adalah medan laga antara pasukan muslim dan para pembela salib ini.
Di awal tahun 1180-an,
Shalahuddin al-Ayyubi dan pihak salib yang terdeiri dari beberapa faksi
melakukan gencatan senjata dan menghentikan peperangan dengan umat Islam. Namun
kesepakatan itu dikhianati oleh salah satu faksi Salib yang dipimpin oleh Raynald
pimpinan faksi Chatillon. Ia menyerang kafilah dagang muslim, bahkan ia juga
telah menyiapkan pasukan untuk menyerang Mekah.
Perang ini diakhiri dengan
kemenangan umat Islam. Raynald yang didukung oleh beberapa faksi salib pun
berhasil ditaklukkan. Kekalahan ini merupakan salah satu kekalahan terbesar
yang dialami pasukan salib dan juga merupakan gerbang pembuka penaklukkan
Jerusalem dan kembalinya Palestina ke tangan umat Islam. [9]
9. PEPERANGAN YAKHLIZ
P
|
ada 15 Ramadan 1294 H, tentara Islam
dari Dinasti Ottoman yang dipimpin oleh Ahmad Mukhtar Basya dengan jumlah
34.000 anggota mengalahkan tentara Rusia yang berjumlah 740.000. Sebanyak
10.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran itu. Ia menjadi kebanggaan umat
Islam mempertahankan agama yang diancam oleh pemerintah Tzar di Rusia. [10]
10. KEMERDEKAAN INDONESIA DI BULAN RAMADHAN
T
|
entara pendudukan Belanda telah
ditaklukkan oleh tentara Jepang pada tahun 1941, jadi sejak itu pemerintahan
kolonial Belanda di Indonesia tidak berkuasa lagi diganti oleh Jepang. Namun
Jepang kalah dalam Perang Dunia Ke-2. Praktis ketika itu tidak ada lagi negera
asing memerintah Indonesia. Dengan itu kesempatan untuk memerdekakan diri
sendiri telah berada ditangan bangsa Indonesia.
Setelah kekalahan Jepang kepada Sekutu
ditandai dengan dijatuhkannya Bom Atom Uranium “Little Boy” di Hiroshima pada
tanggal 6 Agustus 1945. Tiga hari berikutnya,
9 Agustus, Amerika menjatuhkan lagi Bom Atom plutonium “Fat Man” di Nagasaki.
Dalam kesempatan itu para pejuang di Indonesia berusaha untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia tanpa bantuan kemerdekaan dari Jepang maupun pemberian
dari Belanda.
Sempat terjadi perdebatan antara
golongan tua yang berpendapat menunggu situasi dulu dan golongan muda yang
menginginkan kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamasikan tanpa menunggu
komando dari pihak Jepang.
Baik golongan tua maupun golongan muda,
sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan
dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja,
mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan
tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat
merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.
Karena itu, untuk memproklamasikan
kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta,
dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan
cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan
pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda.
Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang.
Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki
terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama
sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini,
mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang
mendorong mereka melakukan aksi penculikan terhadap diri Soekarno-Hatta dan
dibawa ke Rengasdengklok.
Dalam Peristiwa Rengasdengklok,
Golongan Muda yang telah terbakar semangat untuk memerdekakan Indonesia dari
penjajah-penjajah Indonesia membuat gerakan dengan membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok. Hal ini untuk mencegah mereka dipengaruhi oleh Jepang agar
menunda proklamasi kemerdekaan. Golongan Muda meyakinkan kepada Golongan Tua
bahwa Jepang telah benar-benar menyerah kepada Sekutu.
Rengasdengklok
Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih
oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer;
antara anggota PETA (Pembela Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta
telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di
samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede
Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap
gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari
arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.
Di sebuah pondok bambu berbentuk
panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan
panas; "Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan
Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu ..." "Lalu
apa?" teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan
yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau
berbicara.
Waktu suasana tenang kembali. Setelah
Bung Karno duduk. Dengan suara rendah Bung Karno mulai berbicara; "Yang
paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di
Dalat (Saigon, Vietnam sewaktu diminta datang Bung Karno bersama Bung Hatta dan
Rajiman kesana oleh Jepang yang diwakili oleh Marsekal Terauchi tanggal 12
Agustus 1945) saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan
tanggal 17".
Kemerdekaan Indonesia
"Mengapa justru
diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16?" tanya
Sukarni. "Saya seorang yang percaya pada “mistik”. Saya tidak dapat
menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan
kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat
yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan
suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci
bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang
berbahagia, Jumat suci. Al-Qur'an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang (sholat wajib sehari)
17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia".
Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di
Rengasdengklok.
Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad
Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan
kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta. Laksamana Tadashi Maeda,
bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.
Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga
mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke
Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di
Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA
setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke
Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, pagi harinya di
rumah Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, kemerdekaan
Indonesia di proklamirkan oleh Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta atas nama bangsa
Indonesia pada tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945 bertepatan dengan 9 Ramadhan
1364 Hijriah. [11] [12]
PENUTUP
D
|
alam Islam, berperang di bulan apapun adalah
haram hukumnya jika tidak ada alasan yang dibenarkan oleh syariat, apalagi di
bulan-bulan haram. Bulan-bulan Haram adalah empat bulan yang ditetapkan dalam
syariat Islam sebagai bulan yang harus dihormati. Bulan-bulan tersebut adalah
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Meski ada kewajiban berpuasa pada bulan
Ramadhan, namun sejarah mencatat sejumlah perang besar yang terjadi pada bulan
suci ini. Rasulullah dan para pengikutnya tidak segan mengangkat senjata meski
perut kelaparan dan mulut terasa seperti terbakar karena kehausan.
Mereka sadar betul, jihad adalah kewajiban dan apa pun akan mereka lakukan
untuk menyebarluaskan dan menjaga kewibawaan Islam. Perang mestipun tidak
disukai Rasulullah, namun karena situasi memaksa (menentukan ‘hidup atau mati’)
maka perang untuk mempertahankan kebenaran dibelohkan.
Hebatnya, meski berperang dalam keadaan berpuasa
ditambah lagi dengan minimnya persenjataan dan jumlah orang, namun Rasulullah
dan pasukannya mampu memenangi sejumlah peperangan besar.
Salah satu perang besar yang terjadi saat
Ramadhan adalah Perang Badar. Perang ini terjadi pada 13 (adapula yang
menyebutkan 17) Maret 624 Masehi atau 17 Ramadhan 2 Hijriah.
Badar adalah nama lembah yang terletak di antara
Madinah dan Makkah. Perang ini hanya melibatkan 313 orang Islam. Padahal,
mereka harus menghadapi 1.000 tentara musyrikin Makkah yang bersenjata
lengkap. Meski kalah jumlah personel, pasukan Islam mampu menandingi
kekuataan kaum kafir. Dalam perang ini, sebanyak 70 tentara musyrikin tewas, 70
ditawan, dan sisanya melarikan diri.
Terakhir sebagai penutup kami kutipkan kabar
gembira dari Allah Yang Mahakuasa (Almighty
God) dari firman-Nya dalah Surah ke-3, Āli ‘Imrān ayat 123 s/d ayat 125 yang artinya:
“Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam
Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada
Allah agar kamu menyukurinya.”
(Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) menyatakan
kepada orang-orang yang beriman, “Apakah
tidak cukup bagimu bahwa Allahmembantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang
diturunkan (dari langit).”
“Ya” (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa
ketika mereka menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan
lima ribu yang memakai tanda.
Dan Allah tidak menjadikannya (pemberi bala bantuan
itu, KEPADA UMMAT YANG AKAN DATANG) melainkan sebagai kabar gembira bagi (KEMENANGAN)-mu,
dan agar hatimu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari
Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. - Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
Catatan Kaki
[1]https://id.wikipedia.org/wiki/Nuzulul_Qur%27an
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Badar
[3]
https://kisahmuslim.com/3542-peperangan-di-bulan-ramadhan-bagian-1.html
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Pembebasan_Mekkah
[5] Said Hawa, AR-RASUL Shallallahu ‘Alaihi
Wa sallam, Gema Insani Press, 2003 hal 121 via:
https://books.google.com/books?id=FFrSAmZrhaUC&pg=PA121&dq=ekspedisi+utusan+rasul+ke+yaman&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwio1r2SzKDiAhXCzVkKHTwqDxMQ6AEIOzAC#v=onepage&q=ekspedisi%20utusan%20rasul%20ke%20yaman&f=true
[6]
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/06/bangun-dan-jatuhnya-andalusia.html
[7]
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2018/05/al-andalus-circa-711-1492.html
[8] https://kisahmuslim.com/3566-peperangan-di-bulan-ramadhan-bagian-2.html
[9]
https://kisahmuslim.com/3566-peperangan-di-bulan-ramadhan-bagian-2.html
[10]
http://fadhlulfahmi.blogspot.com/2012/07/11-peristiwa-sejarah-islam-di-bulan.html
[11]
https://kuncikeyakinan-faisal.blogspot.com/2018/08/hari-kemerdekaan-indonesia.html
[12]
https://bedahbuku-faisal.blogspot.com/2017/08/membuka-catatan-sejarah.html □□