KATA PENGANTAR
D
|
i abad tengah ketika Eropah pemerintahannya
dibawah kerajaan yang bekerja sama dengan Gereja, paham bumi datar menjadi pendapat
yang sangat berpengaruh, lihat Gambar-1. Sedangkan di dunia Islam ilmu
pengetahuan demikian majunya, baca (klik --->) 1001
Penemuan Dari Perpustakaan Rahasia. Seperti Al-Idrisi telah membuat peta
dan peta dunia yang bulat, baca (klik --->) Al-Idrisi Pencipta Peta Dunia 1. Berkat kemajuan pembuatan
peta ini, baik pelayaran laut dan penjelajahan darat di dunia Islam sudah sampai ke
Afrika utara, Eropa bagian selatan, Erosia (Eropa-Asia) seperti antara lain Turkistan,
Uzbekistan, Asia tengah termasuk ke Amerika dan Asia Timur Tengah kemudian
sampai pula ke Nusantara, baca (klik --->) Muslim
Penjelajah Dunia. Pelayaran laut yang dilakukan yang sampai ke neger-negeri “asing” itu berkat kemajuan pembuatan ‘kompas astrolabe’ yang dibuatnya berikut peta
atau map regional dan global yang sudah dirintis mereka.
Gambar-1. |
Penulis pada tahun 1955 (umur 8 tahun), dibawa
pergi pulang ke kampung di Sumatera Barat oleh orang tua dengan menggunakan
Kapal Laut. Kapal lautnya bernama Van der Pin (?), maskapai perusahaan pelayaran
Belanda. Dalam kapal laut ini, sering kali penulis keluar kamar berjalan-jalan
atau duduk di dek kapal yang dibatasi oleh pagar besi sambil melihat-lihat
ketengah lautan Samudra Hindia. Kapalnya ketika itu dimotori oleh mesin uap
dengan bahan bakar batubara. Memang kapal laut ketika itu hanya dimotori oleh
mesin uap dengan cerobong asapnya sudah sangat moderen ketika itu, dimana - jauh sebelumnya - menggunakan layar-layar besar yang ditiup angin.
Pada hari berikutnya seperti biasa jalan-jalan
diatas dek kapal. Ketika menengok kebelakang nampaklah di kejauhan, mula-mula tampak
kepulan asap di horizon tepi langit yang berbatasan dengan air laut Samudra Hindia. Kemudian
secara berangsur-angsur tampak sebagian cerobong asap dengan asapnya yang
menari-nari dibelakangnya. Selanjutnya lama-kelamaan barulah tampak bentuk kapal api (sebutan dari kapal laut ketika itu) tersebut secara utuh. Dengan peristiwa itu, penulis telah
disajikan bahwa ternyata bumi itu bulat, sebagaimana Firman Allah Subhāna Wa Ta’āla
menyebutkan dalam Surah Az-Zumar yang berbunyi:
khalaqas-samāwāti
wal-ardha bil-haqq, yukawwirul-laila ‘alan-nahāri wa yukawwirun-nahāra ‘alal-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamar,
kulluy yajrī li`ajalim musammā, alā huwal-‘azīzul-gaffār.
“Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan (yukawwiru,
يُكَوِّرُ, melilitkan)
malam atas siang dan memasukkan (melilitkan)
siang atas malam dan menundukkan matahari (yang bulat) dan bulan (yang bulat),
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang
Maha Mulia, Maha Pengampun”. [QS Az-Zumar 39:5]
Para ulama yang juga berilmu pengetahuan umum menegaskan bahwa kata yukawwiru (يُكَوِّرُ) itu memiliki makna melilitkan, yaitu melilitkan pada suatu yang bulat. Mereka memberikan contoh berupa sorban, yaitu melilitkan sorban. Inilah isyarat bentuk bumi bulat dari ayat di atas.
Sama halnya dengan bentuk matahari itu bulat,
lihat Gambar-2. Matahari dapat dilihat ketika matahari yang bulat itu
berangsur-angsur 'terpotong' sampai menghilang di tepi langit bumi. Persitiwa
tersebut disebut matahari terbenam. Begitu pula sebaliknya ketika matahari
terbit, lama-kelamaan berbentuk bulat. Pengalaman ini penulis dapati ketika
perjalanan dengan kendaraan bus Jakarta ke Surabaya melalui jalur pantai utara pulau Jawa pada tahun
1974.
Gambar-2. |
Begitu pula halnya dengan bulan, lihat Gambar-2, bentuk bulan bulat
terutama terlihat seperti itu pada bulan ke-14, disebut bulan purnama. Nah
bagaimana pula dengan ada orang yang menyatakan bentuk bumi kita datar. Mari
ikuti uraian berikutnya.
BENTUK BUMI BULAT
ATAU DATAR KAH?
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
B
|
umi adalah planet ketiga dari Matahari, merupakan
planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam sistim Tata
Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata
Surya. Bumi terkadang disebut dengan Dunia atau Planet Biru.
Bumi adalah tempat tinggal bagi miliar-miliaran makhluk
hidup, termasuk 7,5 miliar manusia. Di Bumi ini terdapat sumber daya mineral
Bumi dan produk-produk biosfer lainnya seperti antara lain dalam bentuk udara, air hujan, binatang
ternak, buah-buah, sayur-sayuran, gandum dan beras bersumbangsih terhadap
penyediaan sumber daya alam untuk mendukung kehidupan populasi manusia global.
Bumi Datar atau Bulat?
Diantara kita mungkin masih banyak yang bertanya
bagaimana bentuk bumi sesungguhnya? Hal ini mengingat munculnya pendapat, paham
atau teori “Bumi Datar” (Flat Earth).
Namun benarkah demikian? Prof Dr Thomas
Djamaludin, pakar astronomi yang menjabat sebagai kepala Lembaga Perbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa jika kita mempelajari secara lebih
dalam, sesungguhnya Al-Qur’an mengandung isyarat-isyarat tentang alam semesta.
Ada yang isyarat jelas, dan ada isyarat yang
samar. Dan isyarat yang samar ini relatif, bisa jadi samar bagi sebagian orang,
tapi jelas bagi orang yang lain.
Sama seperti penyakit yang bagi orang awam
terasa samar, tapi bagi dokter itu bukan samar tapi jelas. Seperti membaca
hasil laboratorium klinik. Orang awam tidak bisa membacanya, tapi bagi dokter
itu sangat jelas. Maka samar di sini berbeda-beda.
Isyarat itu dapat ditangkap dari makna-makna
kata Al-Qur’an. Kata-kata mengisyaratkan sebuah makna, yang mana makna itu
adalah mengisyaratkan kepada hakekat tertentu yang ada di alam nyata. Kadang
makna itu tidak jelas ditangkap oleh banyak orang. Tapi jelas bagi para ulama -
yang tentunya mengerti Al-Qur’an tapi juga memahami ‘ilmu-umum” yang berkaitan
dengan apa yang hendak dikaji (teliti).
BENTUK BUMI DALAM AL-QUR’AN
C
|
ontoh isyarat yang samar bagi orang awam dan
jelas bagi para ulama yang berilmu pengetahuan umum, adalah isyarat tentang
bumi bulat. Isyarat ini ada dalam firman Allah SWT pada Surah ke-39, Az-Zumar
ayat 5 yang berbunyi:
khalaqas-samāwāti
wal-ardha bil-haqq, yukawwirul-laila ‘alan-nahāri wa yukawwirun-nahāra ‘alal-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamar,
kulluy yajrī li`ajalim musammā, alā huwal-‘azīzul-gaffār.
“Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan (yukawwiru,
يُكَوِّرُ, memutar)
malam atas siang dan memasukkan
(memutar) siang atas malam dan menundukkan matahari (yang bulat) dan bulan
(yang bulat), masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah!
Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun”.
Manakah yang menunjukkan bumi itu bulat? Yaitu, para ulama yang juga berilmu pengetahuan umum menegaskan bahwa kata yukawwiru (يُكَوِّرُ) itu memiliki makna melilitkan (atau memutarkan), yaitu melilitkan (memutarkan kain) sorban pada suatu yang bulat. Mereka memberikan contoh berupa sorban, yaitu melilitkan sorban ke kepala seseorang dengan kain sorban. Inilah isyarat bentuk bumi bulat dari ayat di atas.
Pendapat lain disampaikan ulama terkenal dari
Saudi Arabia, Syaikh Utsaimin, yang mengatakan bahwa Bumi adalah bulat sesuai
dengan dalil Al-Qur’an, realita dan ucapan ulama. Dalil Al-Qur’annya terdapat
pada ayat 5, di Surah Az-Zumar seperti yang disebutkan diatas.
Dalam Surah At-Takwir (التّكوير,
"menggulung"), Surah ke-81 dalam Al-Qur'an. Takwir dalam ayat tersebut
maknanya adalah menjadikan sesuatu seperti bola, seperti melilitkan sorban ke kepala.
Dan seperti diketahui bahwa siang dan malam terjadi secara bergiliran pada
bumi. Maka sudah semestinya bentuk bumi adalah bulat. Karena jika engkau
melilitkan sesuatu pada sesuatu yang lain, dan bumi dalam hal ini adalah yang
dililit oleh siang dan malam, maka sudah semestinya bumi itu bulat.
Sementara dalam Tafsir Juz Amma Surah Al-Ghōsyiyah,
Syeikh Utsaimin menyatakan kata takwir
artinya adalah tadwir yang mana makna
kata tadwir artinya memutar. Kita
ketahui bahwa siang dan malam terjadi secara bergantian menyelimuti bumi, jika keduanya
diputar. Maka dengan peristiwa seperti itu artinya sudah semestinya bumi bentuknya bulat.
Syekh Muhamad Amin Asy-Syinqithi, penulis tafsir
Adhwa’ul Bayan, menjelaskan ayat ini sebagai berikut: Takwir artinya melilitkan. Dalam bahasa Arab dikenal kata
‘melilitkan sorban di kepala’. Kemudian beliau menjelaskan asal makna kata takwir yang berarti memutar, karena
mengandung makna bulat. Di antaranya adalah terjemahan kata bola dalam bahasa
Arab yaitu kurah (كرة),
karena asal kata كرة dalam bahasa Arab adalah كورة.
Lalu Asy-Syinqithi menukil dari Abul Husein
ibnul Munadi tentang bentuk bumi. Yaitu tidak ada perbedaan di antara ulama
bahwa bentuk langit adalah seperti bola. Dan langit berputar bersamaan dengan
bintang-bintang yang ada di dalamnya, seperti bola berputar di antara dua ujung
yang tidak bergerak, yang satu di utara, dan satu lagi di selatan.
Begitu juga mereka sepakat bahwa bumi dan
seluruh gerakannya baik lautan maupun daratan adalah seperti bola. Buktinya
adalah matahari, bulan dan bintang-bintang, tidak terbit dan tenggelam dalam
waktu yang sama di seluruh bumi, tetapi di bagian timur terbit lebih dahulu
dibandingkan bumi bagian barat. Bumi yang bulat berada pada tempatnya di tengah
bulatnya langit, seperti titik yang berada di dalam lingkaran.
Syekh Syinqithi melanjutkan: Ini adalah nukilan
ijma’ dari seorang imam yang mumpuni dalam ilmu akal maupun dalil syar’i, bahwa
bumi bentuknya adalah bulat seperti bola. Dan beliau juga mengemukakan dalil
yang kuat dari gerakan benda-benda langit akan hal itu.
Adapun mengenai kata “hamparan” dalam Al-Qur’an
lebih menekankan penampakan dan fungsi bumi bagi kehidupan manusia. Jelas
sekali bagi kita, manusia, yang ukurannya teramat kecil dibandingkan dengan
bumi yang sangat luas, bahwa muka bumi ini tampak seperti hamparan.
Banyak dataran yang luas di mana sebagian
kecilnya ditempati oleh gunung-gunung. Dan lebih banyak lagi lautan yang luas
terhampar di depan mata kita. Dengan bentuk permukaan bumi yang demikian, maka
manusia menjadi mudah menjelajahi dan tinggal di dalamnya.
Kerak bumi ibarat karpet (firasy) di atas inti bumi yang panas. Di bawah lapisan kerak bumi
yang sangat tipis itu dibawahnya ada bara api ribuan derajat Celcius panasnya,
namun kita tidak merasakan panasnya seperti itu.
Itulah mengapa Allah menyatakan di dalam Surah
Al-Baqarah ayat 22 yang artinya: "Yang menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan
(firasya)…" Kata firasya juga berarti tikar atau dipan. Artinya bumi dihamparkan
agar kita nyaman tinggal di atasnya.
Jika kita hubungkan dengan ilmu geologi, maka
kita akan faham bahwa bumi yang kita tinggali ini sebenarnya adalah bola api
yang amat besar yang dilapisi oleh kerak bumi setebal belasan kilometer. Kerak
bumi ini sangat tipis – ribuan kali lebih tipis – dibandingkan dengan garis
tengah bumi. Jadi, kerak bumi Allah ciptakan seolah-olah karpet yang terbentang
di atas lelehan magma bumi dan melindungi kita dari panasnya. Inilah hikmah
lain dari pemakaian kata “hamparan” (firasy)
dalam Al-Qur’an mengenai sifat bumi.
PENUTUP
M
|
asalah bumi bulat atau datar bergulir sudah sejak
lama, terutama di Dunia Barat. Yaitu di abad pertengahan. Bermula ketika kaum
gereja bekerja sama dengan raja yang memerintah. Oleh karena dalam Alkitab-nya
menyatakan Bumi Datar (flate) yang
statis, lihat Gambar-1, pandangan ini menguasai pendapat di zamannya. Padahal
para ilmuannya tidak demikian. Sementara dunia Islam sudah sangat maju, bumi
dinyatakan Bulat, yang diakui pula oleh ilmuan barat, baca (klik --->) Al-Idrisi
Pencipta Peta Dunia 2.
Kabalikan dari pandangan ilmuan Islam di abad
tengah (abad emas Islam), akhir-akhir
ini, ada paham dibeberapa dikalangan ulama menyebutkan bumi itu datar yang katanya
berasal dari Al-Qur’an, karena salah satunya tafsirannya diambil dari Surah
ke-2, Al Baqarah Ayat 22 yang berbunyi:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا
Al-ladzī ja’ala lakum ul-ardhi firōsyān
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan (firōsyān,
فِرَاشًا) bagimu…
Kata firōsyān,
فِرَاشًا ini artinya adalah hamparan - yang dihamparkan
seperti karpet sajadah yang berada di dataran yang flat atau datar. Dengan itu mereka menyimpulkannya dalam
tafsirannya bahwa permukaan bumi itu datar.
Padahal dalam penghamparan
bukanlah hanya dalam pengertian dihamparkan diatas yang datar saja, tapi juga
diatas yang tidak datarpun bisa.
Adapun sebenarnya mengenai kata “hamparan” dalam
Al-Qur’an mengenai “bumi” lebih menekankan penampakan dan fungsi “bumi” bagi
kehidupan manusia. Jelas sekali bagi kita, manusia, yang ukurannya teramat kecil
dibandingkan dengan bumi yang sangat luas, bahwa muka bumi ini tampak seperti
hamparan - yang berarti disini tidak datar tapi bulat. Sebagaimana pengalaman
penulis ketika berlayar dengan kapal laut yang telah dipaparkan dalam Kata
Pengantar.
Para ulama yang juga berilmu pengetahuan umum
menegaskan bahwa kata yukawwiru
(يُكَوِّرُ) itu
memiliki makna melilitkan atau memutarkan (takwir).
Takwir artinya adalah tadwir yang mana makna kata tadwir artinya memutar, yaitu melilitkan
(memutarkan kain) sorban pada suatu yang bulat. Mereka memberikan contoh berupa
sorban, yaitu melilitkan sorban. Inilah isyarat bahwa bentuk bumi bulat seperti
yang disebutkan dalam Surah ke-81 At-Takwir (التّكوير,
menggulung). Jadi sebenarnya tafsiran dari kata firōsyān (فِرَاشًا) ini artinya adalah hamparan yang yang dihamparkan berdasarkan
bentuk dari tempat dihamparkan, dalam hal ini bumi yang berbentuk yukawiru (يُكَوِّرُ) - bulat. Yaitu sama sebagaimana yang diteliti NASA melalui
laboratorium yang berada di stasiun luar angkasa Internasional Space Station
(ISS) seperti foto yang imej gambar dapat dilihat pada Gambar-3.
Gambar-3. |
Kini perolehan gambar-gambar Ruang Angkasa dan Bumi dapat diperoleh melalui Modul Cupola yang dikaitkan ke Stasiun Antariksa Internasional yang berada di Ruang Angkasa. Cupola ini berjendela terbesar yang terdiri dari tujuh jendela dengan bidang pandang 180 derajat. Dengan itu memudahkan astronot peneliti untuk mempelajari benda-benda dan objek lainnya yang ada di ruang angkasa, lihat Gambar-4.
Gambar-4. |
Akhir-akhir ini ada kesaksian astronot Arab, Hazza Al Mansouri yang baru saja kembali dari stasiun luar angkasa Internasional Space Station (ISS). Dia telah membuktikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa tak ada bentuk bumi datar, melainkan bentuknya bulat seperti bola.
Pada 3 Oktober 2019, astronot ini kembali ke Kazakhstan setelah 8 hari berada di stasiun luar angkasa ISS. Ia menjadi orang pertama dari Uni Emirat Arab yang menjelajah antariksa.
Dalam konferensi persnya, Hazza melihat sendiri
dan meyakinkan bahwa tak ada bumi seperti yang dipercaya sebagian orang mengatakan datar.
"(Melainkan) Ia (Bumi) bulat, saya telah melihat sendiri dengan mata saya sehingga
saya dapat mengatakannya pada Anda," jelas Hazza.
Dibawah ini terlihat video NASA menampilkan
gambar sisi bumi yang diterangi matahari dimana bumi berbentuk utuh dan bulat.
Gambar ini diambil oleh kamera NASA sejauh satu-juta mil, di Observatori Iklim
Luar Angkasa (DSCOVR). Demikianlah urainnya penulis, semoga
bermanfaat. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah.
□ AFM
Video situs NASA tampilkan gambar bumi. Untuk
melihatnya klik panah yang ada di dalam gambar (--->) Video Situs Nasa.
SUMBER:
https://www.gomuslim.co.id/read/khazanah/2018/09/29/9123/-p-sejalan-dengan-sains-begini-bentuk-bumi-dalam-alquran-nbsp-p-.html
https://news.detik.com/berita/d-4742496/bentuk-bumi-bulat-atau-datar-ini-penjelasan-dalam-alquran
https://muslim.or.id/28368-apakah-bumi-bulat-bola-atau-datar-menurut-pandangan-syariat.html
https://news.detik.com/berita/d-4742496/bentuk-bumi-bulat-atau-datar-ini-penjelasan-dalam-alquran
Bumi Datar dan Statis Kebenaran Alkitab --->
https://www.worldslastchance.com/bahasa-indonesia/biblical-christian-beliefs/bumi-datar-kebenaran-alkitab-dalam-dunia-yang-tidak-stabil.html
Foto Kredit: NASA
Situs Nasa, Tampilkan Gambar Bumi □□