PENDAHULUAN
I
|
lmu dalam bahasa Indonesia merupakan serapan
kata yang berasal dari bahasa Arab, ‘Ilmu.
‘Ilmu masdar dari ‘alima - ya’lamu yang berarti “tahu” atau “mengetahui”. Dalam bahasa
Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan
Ilmu Pengetahuan, karena secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Untuk
lebih memahami pengertian Ilmu (science)
di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian:
Kamus Besar Bahasa Indonesia: Ilmu adalah
pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
And English Reader’s Dictionary:“Science is
knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and testing
of fact” - Ilmu Pengetahuan adalah ilmu yang disusun
dalam suatu sistim, terutama diperoleh dengan pengamatan dan pengujian fakta.
Webster’s super New School and Office Dictionary:
“Science is a systematized knowledge obtained by study, observation,
experiment” - Ilmu Pengetahuan adalah
pengetahuan yang sistematis yang diperoleh dengan studi, observasi, eksperimen.
Ashley Montagu menyebutkan bahwa bahwa, “Science
is a systemized knowledge services from observation, study and experimentation
carried on under to determine the nature of principles of what being studied.”
- Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun
dalam suatu sistim yang berasal dari pengamatan, study dan pengalaman untuk
menentukan hakikat dan prinsip hal yang sedang dipelajari.
Dalam berbagai
pengertian diatas nampak bahwa Ilmu Pengetahuan adalah suatu sistem dari
pelbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengetahuan
tertentu. Disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu. Asas-asas itu
adalah observasi, eksperimen dari gejala atau fakta yang kemudian dihubungkan
berdasarkan pemikiran yang cermat dan teliti dan dapat dipertanggungjawabkan.
Barulah setelah itu menjadi Ilmu atau Ilmu Pengetahuan.
Pada umumnya objek
Ilmu Pengetahuan ada dua, yaitu “manusia” dan “diluar manusia” yang disebut “alam
lingkungannya” atau “alam”. Para ahli mengelompokkannya menjadi Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Manusia. Willhelm Dilthey (1833-1911),
menyebutkan nature-wissenschaft (Ilmu Pengetahuan Alam) dan geistis-wissenschaft
(Ilmu Pengetahuan Manusia), seperti, sejarah, psikologi, sosiologi,
hermeneutik).
Jadi pembagian Ilmu
Pengetahuan secara klasik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu natural
science (ilmu alam) dan social science (ilmu sosial). Objek Ilmu
Pengetahuan yang kita kenal selama ini adalah seperti yang disebutkan diatas.
ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Pengaruh dari menuntut
ilmu sebagaimana Prof. Dr. Syed Naquib
Alattas mengatakan: “Bahwa ilmu dalam arti maknanya pada diri seseorang
menyebabkan berlaku perubahan berdasarkan ilmu yang diperolehnya”.
D
|
alam pemikiran ilmuan
muslim seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun, mereka
mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kelompok juga, akan tetapi ciri dan asas
pandang ajaran samawi masuk kedalam sistim ilmu ini, yaitu:
Golongan pertama disebut Ilmu Tanzilah
Ilmu
Tanzilah, yaitu ilmu yang
dikembangkan akal manusia terkait dengan nilai-nilai yang diturunkan Allah swt baik dalam kitab-Nya, Al-Qur’an
maupun Al-Hadits Rasulullah saw,
seperti Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits, Usul Fiqh, Tarikhul Anbiya, Sirah
Nabawiyah, dan sebagainya.
Masing-masing ilmu
tersebut menghasilkan cabang-cabang ilmu lainnya, seperti Ulumul Qur’an
melahirkan Ilmu Qiraat, Ilmu Asbabun Nuzul, Ilmu Tajwid dan sebagainya.
Golongan kedua disebut Ilmu Kauniyah
Ilmu
Kauniyah, yaitu ilmu-ilmu yang
dikembangkan akal manusia, karena, interaksinya dengan alam, seperti: Ilmu yang
terkait dengan “benda atau makhluk mati”, melahirkan Ilmu ke-Alam-an; Ilmu yang
terkait dengan “benda atau makhluk hidup” seperti manusia melahirkan Ilmu
ke-Manusia-an; Ilmu yang terkait dengan interaksi antar manusia melahirkan ilmu
sosial.
Ilmu ke-Alam-an
melahirkan ilmu-ilmu Astronomi, Fisika, Biologi, Kimia, Optik dan ilmu-ilmu
bantunya seperti Matematika (termasuk angka), Aljabar (Al-Jabr), Algoritma. Dari ilmu-ilmu tersebut selanjutnya melahirkan
teknologi arsitektur dan bangunan, kedokteran, obat-obatan, teknik mekanikal,
robotik, kamera, komputer dan lainnya. Ilmu Humaniora melahirkan Ilmu
Psikologi, Bahasa atau Tata Bahasa dan sebagainya. Ilmu Sosial melahirkan
ilmu-ilmu: Politik, Ekonomi dan Perdagangan serta Hukum dan lain-lain.
Sumber Kebenaran Ilmu Pengetahuan
S
|
alah satu ciri ilmu pengetahuan adalah dalam
mencari kebenaran adalah dengan menggunakan akal atau rasio. Dan memang manusia
diciptakan Allah swt dengan dibekali
akal dan alat-alat kognitif (pengenalan) lain dengan tujuan supaya manusia
dapat mengadakan observasi, eksperimentasi dan rasionalisasi. Firman Allah swt mengatakan yang artinya:
Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
(menggunakannya). [QS An Nahl 16:78]
Sudah menjadi tugas manusia untuk mengolah dan
memanfaatkan alam dengan segala isinya agar manusia dapat memakmurkan dan
mensejahterakan hidupnya. Firman Allah swt mengatakan yang artinya:
dan
kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shaleh. Dia berkata: “Wahai kaumku!
Sembahlah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya (manusia
dijadikan penghuni dunia untuk menguasai alam - dengan ilmu dan berlandaskan
ilmu tersebut digunakan untuk memakmurkan kehidupan manusia di bumi, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan
memperkenankan (do’a hamba-Nya)." [QS Hūd 11:61]
Dalam mengolah dan memakmurkan alam dan
kehidupan manusia, ilmu pengetahuan memegang peranan penting. Sedangkan ilmu
tidak akan berkembang tanpa adanya akal, maka dengan pemikiran dan ilmu
pengetahuan manusia dapat berubah dan membentuk alam menjadi sarana penghidupan
yang lebih tinggi di dunia (berkebudayaan atau berperadaban). Disamping itu dalam memahami ajaran agama pun harus
berdasarkan ilmu. Begitu banyaknya ayat-ayat
Al-Qur’an yang memotivasi manusia untuk memiliki ilmu pengetahuan dan di dalam
Islam sendiri sangat dihargai keberadaan ilmu pengetahuan sesuai yang tertulis
dalam firman Allah swt yang artinya:
(Apakah
kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada
waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan
orang-orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu)?" (Jawaban dari pertanyaan itu) Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran. [QS Az-Zumar 39:9]
Firman Allah swt yang lain, artinya:
Wahai
orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, (ajaran adab, sopan santun, dan kedisiplinan dalam berorganisasi
dan bermasyarakat), niscaya
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. [QS Al Mujādalah 58:11]
Ilmu pengetahuan dengan segala tujuan dan
artinya, banyak membantu manusia mencapai kehidupan yang lebih baik dan tinggi.
Ilmu menghasilkan teknologi yang memungkinkan manusia dapat bergerak dengan
cermat dan cepat, karena dengan ilmu dan teknologi manusia dapat mengubah wajah
dunia dan mengubah cara bekerja dan berpikir serta dapat mengadakan
perubahan-perubahan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman yaitu berperadaban dan tetap taqarrub (dekat dan patuh) kepada-Nya.
Itulah esensi, manfaat dan kegunaan ilmu dalam ajaran Islam yang sadar sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Mahapenciptanya.
Kewajiban Menuntut Ilmu Sebagai Muslim
W
|
ahyu yang pertama
turun kepada Nabi Muhammad saw
memberi isyarat kepada manusia agar manusia belajar membaca dan menulis supaya
memperoleh ilmu pengetahuan. Firman Allah swt
dalam surat Al-‘Alaq, surat ke 96, ayat 1 s/d 5 yang artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Mulia,
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena,
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Dalam ayat lain Allah swt menyuruh manusia untuk memperdalam
ilmu pengetahuan, yang terdapat dalam Firman Allah swt yang artinya:
Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad),
melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
(yakni: orang-orang yang mempunyai pengetahuan
tentang Nabi dan kitab-kitab) jika kamu tidak
mengetahui. [QS An-Nahl 16: 43]
Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Mencari ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan
muslim perempuan”. [HR. Ibnu Majah]
Adapun kewajiban
menuntut ilmu ada dua macam, yaitu:
a. Fardhu ‘Ain,
yaitu kewajiban menuntut ilmu yang terkait dengan individu muslim tentang
pokok-pokok ajaran agama yang termasuk dalam rukun Islam (ibadah mahdhah) atau ibadah khusus lainnya seperti rukun iman.
b. Fardhu Kifayah, yaitu kewajiban menuntut ilmu yang keberadaannya
terkait dengan kepentingan masyarakat muslim dan masyarakat umum. Kewajiban ini
tidak mutlak seluruh ilmu mesti dikuasai (melainkan bidang yang ia ingin kuasai
saja - sehubungan dengan pekerjaan atau minatnya atau bakat). Dalam pengertian
khusus, apabila ilmu yang diperlukan sudah terpenuhi, ditekuni oleh sejumlah
ilmuan sehingga kebutuhan masyarakat tercukupi, maka terlepaslah kewajiban
menuntut ilmu tersebut. Akan tetapi apabila masih kekurangan sehingga jalannya
pembangunan masyarakat akan terganggu, maka kewajiban tersebut masih ada dan
menjadi tanggung jawab keseluruhan untuk mencukupinya.
Makna Dan Hakekat Memiliki Ilmu
M
|
enuntut ilmu adalah
hal yang wajib yang dilakukan manusia untuk memperluas wawasan sehingga derajat
kita pun bisa terangkat. Ilmu juga membantu memecahkan kebutuhan dan persoalan
hidupnya. Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw
yang artinya:
Menuntut ilmu diwajibkan diatas orang Islam
laki-laki maupun perempuan”.
Imam Syafi’i mengatakan:
Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedang pena
adalah pengikatnya. Maka ikatlah dengan tali yang kuat.
Diandai bahwa pengetahuan
yang tidak dituliskan (dijadikan buku) yang diungkapkannya seperti berikut ini:
Alangkah bodohnya jika kamu mendapatkan kijang, namun kamu tidak mengikatnya,
hingga akhirnya binatang buruan itu lepas ditengah-tengah manusia.
Al-Qur’an Tentang Perlunya Ilmu
A
|
l-Qur’an - yang
merupakan firman-firman Allah Ta’ala - Tentang Perlunya Ilmu. Orang yang
mempunyai ilmu mendapat kehormatan di sisi Allah dan Rasul-Nya. Banyak ayat
Al-Qur’an yang mengarahkan agar umatnya mau menuntut ilmu, seperti firman Allah
swt dalam Al-Qur’an yang artinya:
Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi Ilmu beberapa
derajat. [QS Al-Mujādalah 58:11]
Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan
selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan Orang Yang Berilmu yang
menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. [QS Āli ‘Imrān 3:18]
dan katakanlah (berdo’a lah), “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku”. [QS Thāhā
20:114]
Katakanlah, “Apakah sama orang-orang
yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu)”.
[QS Az-Zumar 39:9]
Hadits Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
A
|
dapun salah satu
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dan hadits Abu
Hurairah ra yang membahahas menuntut ilmu, sesungguhnya Nabi saw
besabda yang artinya:
“Barangsiapa yang menempuh suatu
perjalanan dalam rangka umtuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan kesurga. Tiadalah suatu kaum yang berkumpul diantara masjid-masjid Allah,
mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajari, kecuali akan turun kepada
mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah
menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat.”
Dari Abullah bin
Mas’ud ra, Nabi Muhammad pernah bersabda yang artinya:
“Janganlah ingin seperti orang lain,
kecuali seperti ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan yang melimpah dan
ia membelanjakannya secara benar. Kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan
ia berperilaku sesuai dengannya, dan mengajarkan kepada orang lain”. [HR Bukhari]
Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu”
“Mencari Ilmu itu adalah wajib bagi
setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.
[HR Ibnu Abdil Barr]
Hadits “Menginginkan Kebahagian Dunia
Akhirat Harus Wajib dengan ilmu”
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan
Dunia, maka wajib baginya memiliki Ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki
kehidupan Akhirat, maka wajib memiliki Ilmu. Dan barangsiapa menghendaki keduanya,
maka wajib baginya memiliki Ilmu. [HR
Turmudzi].
Hadits “Keutamaan Mencari Ilmu”
Barangsiapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia
berada di jalan Allah hingga ia pulang.” [HR Turmudzi]
Hadits “Kewajiban dan Keutamaan Menuntut
Ilmu”
Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari
suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga.” [HR Turmudzi]
Hadits “Menuntut Ilmu”
Carilah Ilmu sejak dari buaian hingga keliang
lahat” [Al-Hadits]
Hadits “Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an”
Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an
dan mengajarkannya”. [HR Bukhari]
Hadits “Keutamaan Membaca Al-Qur’an”
Bacalah bagi kamu sekalian Al-Qur’an karena
sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai penolong bagi
para pembacanya.” [HR Ahmad dan Muslim].
Keutamaan Ilmu Pengetahuan
Di dalam Al-Qur’an
banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan bukti-bukti mengenai hal keutamaan
ilmu pengetahuan. Diantaranya ialah firman Allah ‘azza wa
jalla yang artinya:
“Allah menyatakan bahwa tidak ada
tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang
menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksanan”. [QS Āli ‘Imrān 3:18].
Perhatikanlah ayat
diatas, bukankah untuk kesaksian itu dimulainya dengan Dirinya sendiri
(maksudnya Allah), setelah itu golongan malaikat, dan berikut
orang-orang yang berilmu pengetahuan. Ini saja sudah cukup
sebagai hal yang menunjukkan kemuliaan Allah ‘azza wa jalla dan
keutamaan mereka (malaikat dan orang-orang yang berilmu).
Allah swt
berfirman yang artinya:
“Allah mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.
[QS Al-Mujadālah 58:11].
Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui
(berilmu pengetahuan) dan orang-orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu
pengetahuan)”. [QS Az-Zumar 39:9].
“Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya
hanyalah para ulama (scholar, orang-orang yang berilmu dan berilmu
pengetahuan kebesaran dan kekuasaan Allah)”. [QS Fāthir 35:28].
Allah Ta’ala
berfirman lagi yang artinya:
(Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada
Rasul dan Ulil Amri (yang jujur dan berilmu pengetahuan) diantara
mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)
mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). [QS
An-Nisā’ 4:83]
Jadi mengenai
hukumnya dalam segala kejadian yang berlangsung senantiasa dikembalikan
kepada orang-orang yang berilmu pengetahuan itu, bahkan martabat mereka itu
disusulkan setingkat kemudian sesudah martabat para nabi dalam mengkasyafkan
(menyingkapkan tabir) hukum Allah Ta’ala.
Adapun hadits-haditsnya
yang berkenaan dengan keutamaan ilmu pengetahuan itu, diantaranya ialah
sabda Rasulullah saw yang artinya:
“Barangsiapa yang dikehendaki baik
oleh Allah, maka ia dicerdaskan dalam
hal keagamaan dan diilhami oleh-Nya kepandaian
dalam hal itu”.
Diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dan tambahan
kata-kata, “diilhami oleh-Nya kepandaian” itu diriwayatkan oleh
Thabrani.
Juga sabda beliau saw
yang artinya:
“Para alim ulama (scholar, orang yang
berilmu) adalah pewaris para nabi”. [Diriwayatkan oleh Abu
Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban].
Sudah jelaslah
bahwa tiada lagi pangkat yang lebih tinggi
diatas pangkat kenabian itu dan tiada
kemuliaan yang lebih tinggi diatas pangkat
sebagai pewaris beliau beliau itu.
Rasulullah saw bersabda
pula yang artinya:
“Apabila aku didatangi oleh sesuatu hari dan
aku tidak bertambah ilmuku pada hari itu yang dapat
mendekatkan diriku kepada Allah ‘azza wa jalla, maka tidak ada
keberkahan untukku dalam terbitnya matahari pada hari itu”.
Diriwayatkan oleh
Thabrani, Abu Na’im dan lbnu Abdilbar yang artinya: Dalam menjelaskan bahwa
ilmu pengetahuan itu lebih utama dari pada ibadat dan penyaksian, Rasulullah saw
bersabda:
“Keutamaan seorang alim diatas seorang ‘abid (orang
yang beribadah) sebagaimana keutamaanku diatas serendah-rendah orang dari
golongan sahabat-sahabatku”. [Diriwayatkan oleh Tirmidzi]
Cobalah perhatikan
dengan seksama, betapa bernilai ilmu pengetahuan itu sehingga
diseiringi dengan derajat kenabian. Dan betapa
pula kerendahan sesuatu amalan yang luput dari ilmu pengetahuan,
semestinya yang beramal ibadah yang baik itu tentunya tidak boleh lepas
dari pengetahuan cara beribadah yang senantiasa ia kerjakan, sebab
andaikata tanpa pengetahuan perihal cara peribadatan itu, pastilah
bukan ibadah namanya.
Juga sabda
Rasulullah saw yang artinya:
Keutamaan orang yang berilmu diatas orang yang
beribadah itu seperti keutamaan bulan purnama diatas seluruh bintang-bintang
lainnya”.
Diriwayatkan oleh Abu
Dawud, Tirmidzi, Nasa-i dan lbnu Hibban: Salah satu diantara berbagai-bagai
wasiat yang disampaikan oleh Lukman kepada puteranya ialah yang artinya:
Wahai anakku, pergaulilah para
‘Alim Ulama (Scholar) dan rapatilah - mereka itu dengan kedua
lututmu, sebab sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menghidupkan
hati dengan cahaya hikmat sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat
dari langit”.
TUJUAN ILMU
P
|
ada dasarnya tujuan ilmu dalam (ajaran) Islam
terdiri setidaknya ada 4 pokok utama yaitu sebagai berikut:
1. Ilmu merupakan sarana dan alat
untuk mengenal Allah swt Pencipta Manusia
dan Alam sebagaimana yang disebutkan firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang
artinya:
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu”. [QS Muhammad 47:19].
2. Ilmu akan menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan, sebagaimana sebuah Hadits yang diriwayatkan Turmudzi yang artinya sebagai berikut:
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan Dunia,
maka wajib baginya memiliki Ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan
Akhirat, maka wajib memiliki Ilmu. Dan barangsiapa menghendaki keduanya, maka
wajib baginya memiliki Ilmu.
3. Ilmu merupakan syarat utama diterimanya
seluruh amalan seorang hamba, maka orang yang beramal tanpa ilmu akan
tertolak seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Nabi saw: “Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada
perintah (ilmu)-nya dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. [HR Muslim dari
‘Aisyah binti Abu Bakar].
4. Ilmu sebagai alat manusia khalifah [1] yang
beribadah [2] kepada-Nya dengan tugas sebagai pemakmur bumi [3] yang dengan itu
membangun peradaban agar manusia mendapat kebaikan hidup di dunia dan akhirat
[4]. Sebagaimanan firman-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang artinya:
[1] Dia
(Allah)-lah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. [QS Fāthir
35:39]
[2] Aku
(Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku (Allah) [QS
Ath-Thūr 52:56]
[3] Dia
(Allah) telah menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. [QS
Hūd 11:61]
[4] Dan
diantara mereka ada yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia,
dan kebaikan di akhirat, ...” [QS Al-Baqarah 2:201]
KESIMPULAN
D
|
alam pandangan Islam ilmu adalah keistimewaan
yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan
fungsi kekhalifahannya.
Ilmu yang benar menurut syari’at Islam adalah
ilmu yang bersumber dari ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah (sabda dan perilaku
Nabi saw) serta tanda-tanda kekuasaan
Allah swt di alam semesta ini
(ayat-ayat Kauniyah - yang di pelajari dan dibukukan sebagai Ilmu pengetahuan-
sains).
Selanjutnya, dalam Al-Qur’an maupun As-Sunah
kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk menuntut ilmu dan dihukumi wajib.
Karena sesungguhnya ilmu merupakan syarat utama diterimanya suatu amalan.
Fungsi dan peran ilmu tiga di antaranya adalah sebagai sarana dan alat untuk mengenal Allah swt, sebagai penunjuk jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan, sebagai syarat utama diterimanya amalan suatu hamba.
Jadi, seorang ustadz, kiyai, guru dan profesor
tidak dapat dikatakan sebagai seorang yang berilmu apabila tidak memiliki
ciri-ciri berikut:
- Memiliki rasa takut dan khasyyah yang tinggi kepada Allah swt,
- Selalu beramal sesuai ilmunya,
- Menyebarkan ilmu yang dimilikinya (tidak menyembunyikannya),
- Tidak menjadikan ilmunya (dan ilmu agama) untuk mendapat keuntungan dunia dengan cara yang diharamkan oleh agama,
- Selalu mengikuti yang terbaik dari apa yang didapatkan dan selalu mencari yang paling mendekati kebenaran,
- Ilmu sebagai alat mengembangkan teknologi yang dengan itu memperoleh alat dan cara untuk manusia dapat memakmurkan hidupnya di dunia (bumi).
Baik pula
diketengahkan disini sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Hibban:
“Sungguh,
malaikat akan meletakkan sayapnya (menaungi) para pencari ilmu kerana menyukai
apa yang sedang dituntutnya. Orang berilmu selalu dimintai ampunkan oleh apa
yang ada di langit dan dibumi sampai oleh ikan di air (sekali) pun”.
“Keutamaan orang berilmu
dibanding dengan orang yang banyak beribadah seperti keutamaan bulan purnama
dibanding dengan semua bintang. Para ulama pewaris nabi, mereka tidak mewarisi
dinar dan dirham tetapi mereka mewarisi ilmu. Maka barangsiapa yang
mengambilnya berarti ia mendapat keuntungan yang banyak”.
Demikianlah uraian Ilmu Dalam Pandangan Islam,
keutamaan dan manfaatnya bagi umat muslimin khususnya dan dampak baiknya yang diperoleh
umat manusia pada umumnya. Billahit
Taufiq wal-Hidayah. □ AFM
Sumber Rujukan:
islamadalahrahmah.blogspot.co.id
masteralungsangpenaberbicara.blogspot.co.id
uharsputra.wordpress.com
uharsputra.wordpress.com
annisawally0208.blogspot.com
dan sumber-sumber lainnya □□