D
|
anau
Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam,
provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer
sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari
Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau merupakan sumber air
untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang
merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi
diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk
bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati
jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km
mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Danau ini tercatat sebagai danau
terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau
merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69
km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten
Solok. Di sekitar Danau
Maninjau terdapat fasilitas wisata,
seperti Maninjau Indah Hotel, Hotel Pasir Panjang Permai dan penginapan lainnya
serta restoran. Kalau kita melihat keindahan danau maninjau ini di atas bukit
atau di jalan kelok 44, pada saat sore hari cuaca tidak terlalu mendung, kita
akan mensaksikan peristiwa yang indah, danau maninjau airnya seperti naik ke
langit melewati celah cahaya yang tembus. Di danau maninjau ini kita akan
menjumpai beberapa makanan khas daerah maninjau seperti palai rinuak, pensi,
dan masih banyak lagi yang dapat kita jumpai di pinggir tepi danau maninjau
ini.
Ditempat ini khususnya Sungai Batang
dan Tanjung Sani melahirkan pula tokoh-tokoh agama dan dunia seperti Buya Hamka.
Buya Hamka menulis tafsir Al-Azhar berjilid-jilid. Ketika mudanya penulis buku
novel antara lain Merantau
ke Deli, bercerita tentang pengalaman hidup perantau Minang yang
pergi ke Deli dan menikah dengan perempuan Jawa. Novelnya yang lain Tenggelamnya Kapal Van der Wijck juga bercerita tentang kisah
anak perantau Minang yang pulang kampung. Di kampung, ia menghadapi kendala
oleh masyarakat adat Minang yang merupakan induk bakonya sendiri. Buya
Hamka juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia perioda 1977-1981.
[1]
Marzoeki Jatim (sering ditulis juga
Marzuki Yatim), pengarang buku-buku pengajaran agama Islam untuk sekolah umum
dan rumah tangga yang tersusun dari 19 buku. [2] Beliau juga sebagai anggota
DPR (1959-1968), Menteri Penghubung Pemerintah dan Alim Ulama (1966). Juga
sebagai co-founder pendirian Partai Parmusi. [3] dan anggota Rabithah Alam Islami yang berpusat di Makkah, Saudi Arabia (1968-1976). Rabithah Alam Islami yang didirikan oleh Raja Al-Faishal adalah organisasi yang juga dikenal dengan nama Liga Dunia
Islam adalah lembaga Islam non-pemerintah terbesar di dunia. [4]
□ AFM
Catatan Kaki:
[1] http://mui.or.id/sekilas-mui
[2] Edjaan Quran, Batjaan
Quran, Edjaan Indonesia huruf Arab, Batjaan Indonesia huruf Arab, Ibadah I,
Ibadah II, Akaid I, Akaid II, Akaid III, Fikih I, Fikih II, Fikih III, Achlak
I, Achlak II, Achlak III, Tarich Nabi Muhammad (saw) I, Tarich Nabi Muhammad (saw)
II, Nabi-Nabi I, Nabi-Nabi II.
[3]http://gasbiindo.com/2015/10/18/gasbiindo-pendiri-parmusi-dan-ppp/
[4]http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/09/19/nc4tw828-mengenal-rabithah-alam-islami
Sumber:
wayangnusantara1
dan sumber-sumber lainnya.□□□