Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air (curah hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis (tetumbuhan) yang indah. (QS Al-Hajj 22:5)
PENDAHULUAN
A
|
ir merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya di muka Bumi, seperti halnya oksigen. Pentingnya
peran air seringkali tidak disadari karena pada umumnya air merupakan barang
yang mudah didapat di alam dan tersedia dalam jumlah yang melimpah di sebahagian
besar daerah, kecuali di gurun Sahara atau daerah padang pasir serta daerah
kering lainnya. Karena sumber air langka sekali.
Tanpa ada air sumber kehidupan, terutama makhluk biologis, termasuk manusia, tidak ada. Begitu pula di Bulan atau di planit Mars. Disebutkan Bulan atau Mars, karena kedua planit ini sudah dalam jangkauan sains dan ekplorasi (penjajakan) manusia dengan mengirim mesin robot kesana. Dalam penelitiannya, kedua planit tersebut tidak ada kehidupan biologis (manusia, khewan dan tanaman), tidak ada sumber air seperti halnya di bumi.
Tanpa ada air sumber kehidupan, terutama makhluk biologis, termasuk manusia, tidak ada. Begitu pula di Bulan atau di planit Mars. Disebutkan Bulan atau Mars, karena kedua planit ini sudah dalam jangkauan sains dan ekplorasi (penjajakan) manusia dengan mengirim mesin robot kesana. Dalam penelitiannya, kedua planit tersebut tidak ada kehidupan biologis (manusia, khewan dan tanaman), tidak ada sumber air seperti halnya di bumi.
Peran air biasanya baru dirasakan
ketika kebutuhan akan air sulit dipenuhi. Seperti di gurun padang pasir yang langka sumber airnya. Atau
ketika air menimbulkan masalah, yaitu, musim kemarau panjang. Atau banyak air
tapi airnya tercemar, tidak bersih.
Kebutuhan air merupakan bahan yang
memiliki banyak manfaat. Digunakan
mulai dari keperluan untuk air minum, memasak, mencuci, irigasi untuk pertanian,
keperluan industri sampai dengan untuk penyediaan energi listrik, rekreasi di tepi pantai untuk berenang dan bersilancar, atau tepi sungai untuk memancing bagi yang hobi memancing.
Dengan itu aktivitas manusia dapat dipastikan tidak bisa
terlepas dari keberadaan air. Pentingnya peran air tergambar pula pada
kenyataan sejarah, di mana kita dapat saksikan bahwa pusat-pusat peradaban
manusia dimasa lalu selalu berkembang di daerah yang berdekatan dengan sumber
air. Mesopotamia (terletak di Irak sekarang) yang dianggap sebagai pusat
peradaban tertua berkembang di antara dua sungai besar, Euphrat dan Tigris.
Kebudayaan Mesir Kuno sangat tergantung pada Sungai Nil. Bahkan kota-kota
metropolitan yang kita dapati pada zaman modern ini pun, seperti misalnya
Jakarta, Amsterdam, Annapolis (Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat), London,
Paris, New York, Shanghai, Tokyo dan lain-lain selalu berdekatan dengan sungai
atau badan air yang besarnya cukup memadai sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air
dan prasarana transportasi melalui air.
ASAL MULANYA SUMBER AIR DI BUMI
Allah-lah
yang menciptakan Langit Ruang Angkasa (Samāwāti) dan Bumi (Ard) dan segala apa yang ada diantara
keduanya dalam enam masa...maka apakah kamu tidak memperhatikan. [QS As-Sajdah
32:4]
”(27) Apakah penciptaan kamu
yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangunnya? (28) Dia telah meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya, (29) dan Dia menjadikan malamnya (gelap
gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang). (30)
Dan setelah itu bumi Dia hamparkan. (31)
Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (32)
Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (33) (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk
hewan-hewan ternakmu. ” [QS An-Nāzi’āt
79:27-33]
D
|
ari sejumlah ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengan kata sittati
ayyāmin yang artinya enam masa (bukan
enam hari) adalah pada surat ke-79, surat An-Nāzi’āt. Isi firman Allah SWT dalam
surat An-Nāzi’āt pada ayat 27 sampai dengan ayat 33 seperti quotation (kutipan) firman Allah SWT dalam Al-Qur’an tersebut di atas, tampaknya dapat
menjelaskan tahapan enam masa terjadinya penciptaan Alam Semesta secara
kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayat-ayatnya, sehingga
boleh jadi dapat diuraikan HANYA YANG BERKAITAN DENGAN AIR sebagaimana yang penulis
kutip dari paparan Dr. T. Djamaluddin, pakar Astronomi, Ketua Lembaga
Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), sebagai berikut:
MASA KE-3
Pembentukan
Tata Surya Termasuk di Dalamnya Planet Bumi (surat An-Nāzi’āt, ayat 29). Bunyi firman-Nya:
”dan Dia menjadikan malamnya (gelap
gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang)”. Ayat tersebut
dapat ditafsirkan sebagai penciptaan Matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi
yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam.
Pembentukan tata
surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira
sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi, hanya saja
ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya Matahari,
sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam
inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur
kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih
lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa
yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di
Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
MASA KE-4
Awal
Mula Daratan di Bumi (surat An-Nāzi’āt, ayat 30). Bunyi firman-Nya: “Dan setelah itu bumi Dia
hamparkan”. Penghamparan yang
disebutkan dalam ayat 30 ini dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen
Pangaea di permukaan Bumi.
Masa Ketiga hingga
Masa Keempat ini juga bersesuaian dengan surat-ke 41, surat Fushshilat ayat 9
yang artinya, “Katakanlah: ‘Pantaskah
kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan Bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya?’ Itulah Tuhan Rabb Semesta Alam”.
MASA KE-5
Pengiriman
Air ke Bumi Melalui Komet (surat An-Nāzi’āt, ayat 31). Bunyi
firman-Nya: “Darinya
Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya”. Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum
terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi
dari tidak ada air menjadi ada air
Jadi, darimana
datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika
atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian
turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah
rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada
umumnya.
Karena semua
kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama
berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
MASA KE-6
Proses
Geologis Serta Lahirnya Hewan Dan Manusia (surat An-Nāzi’āt, ayat 32 dan auat 33). Bunyi firman-Nya: ”Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan
teguh” [Surat An-Nāzi’āt ayat 32]. Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”gunung-gunung
dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah
penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama.
Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen
Pangaea mulai tadinya satu kontingen, kemudian terpisah menyebar menjadi bagian
benua-benua dengan nama masing-masing seperti Asia, Afrika, Eropa, Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan Australia. Baik juga dibaca uraian lengkapnya
dengan (mengklik--->) Dahsyatnya
Penciptaan Alam Semesta.
PERAN AIR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
DI DUNIA, SURGA, DAN NERAKA
V
|
italnya peran air di Bumi biasanya baru
dirasakan ketika kebutuhan akan air sulit dipenuhi. Di gurun padang pasir
sumber air sangat langka. Atau ketika air menimbulkan masalah, seperti musim kemarau panjang. Air banyak, tapi airnya tercemar yang tidak layak digunakan. Sebenarnya air merupakan bahan yang memiliki banyak manfaat. Digunakan mulai dari
keperluan untuk air minum, memasak, mencuci, irigasi untuk pertanian, keperluan
industri sampai dengan untuk penyediaan energi listrik yang menggunakan tenaga
air.
Terdapat lebih dari 200 ayat di dalam Al-Qur’an
yang mengandung kata air atau hal yang berhubungan dengan air, seperti
hujan, sungai, laut, awan, mata air dan lain-lain. Di antara ayat-ayat itu
terdapat uraian tentang proses-proses air di alam dengan ringkas tetapi sangat
jelas. Yaitu, proses terjadinya hujan dan daur air.
Peran Air sebagai Sarana Ibadah
Di dalam agama Islam air penting seperti telah
diuraikan diatas, juga sebagai sarana ibadah. Air diperlukan untuk bersuci
sebagai salah satu syarat sebelum menunaikan shalat yang merupakan ibadah pokok
dalam ajaran Islam. Berwudhu’ sebagai salah satu syarat sah shalat dilakukan
dengan cara membasahi atau mencuci bagian-bagian tertentu dari anggota badan
dengan air bersih (suci dan menyucikan). Perintah berwudhu’ dan mandi junub
dengan menggunakan air bersih terdapat dalam surah Al-Mā’idah
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman!
Apabila kamu hendak melaksanakan shalat maka basuhlah wajahmu dan tanganmu
sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua
mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan
maka jika kamu tidak memperoleh air maka bertayamumlah dengan debu yang baik
(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (QS Al-Mā’idah 5:6).
Air disamping sebagai sarana untuk memulai
ibadah shalat, juga dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membicarakan air dan
fungsinya di alam. Seperti halnya tentang asal dan penopang kehidupan
sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:
“Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air..”(QS Al-Anbiya’ 21:30)
Air di Surga
Bahkan, surga dilukiskan sebagai kebun yang
dialiri sungai-sungai yang jernih. Di lain pihak, dengan air Allah pernah
mengazab umat-umat terdahulu yang ingkar dan melampaui batas sehingga
menimbulkan kerusakan di muka bumi, antara lain yang dialami umat Nabi Nuh,
Fir’aun, kaum Sabā’, dan umat-umat lainnya.
Beberapa peristiwa alam yang berkaitan dengan
air disebutkan dalam bentuk sumpah (qasam).
Proses-proses alam yang berkaitan dengan air banyak pula dipakai sebagai kiasan
dalam menggambarkan hubungan sebab suatu perbuatan (amal) dengan akibatnya yang
akan diperoleh manusia baik di dunia maupun di akhirat. Bagian dari keindahan
Al-Qur’an adalah kalimatnya yang hemat kata-kata pada perumpamaan-perumpamaan
yang dapat memberikan gambaran rinci dan cermat tentang suatu proses di alam
tetapi selalu memberikan pencerminan yang tepat sebagai permisalan. Sebagai
kitab hidayah, ayat-ayat Al-Qur’an tidak saja menukilkan tentang air yang ada
di alam dunia ini, tetapi juga di alam akhirat. Allah SWT berfirman yang
artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air
(yang mengalir). (QS Al-Hijr 15:45).
Mereka dikelilingi oleh anak-anak
muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi
minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan
tidak pula mabuk. (QS Al-Wāqi’ah 56:17-19).
Sungguh, orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap
mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya (QS Al-Bayyinah 98:7-8).
Ayat-ayat di atas adalah beberapa dari sekian
banyak ayat lainnya yang melukiskan keadaan surga, yang diperuntukkan hanya
bagi hamba-hamba-Nya yang diridhai, diekspresikan melalui penekanan terhadap
adanya air yang mengalir di tengah taman sebagai gambaran umum untuk kenyamanan
dan keindahan. Meminum airnya adalah gambaran dari kesejukan, kesegaran, dan
kenikmatan.
Air di Neraka
Akan tetapi pada ayat-ayat lainnya digambarkan
pula “Air di Neraka” seperi yang disebutkan dalam surah Shad dan Al-Kahfi
yang artinya:
Inilah (azab neraka) maka biarlah
mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat
dingin. (QS Shad 38:57).
Dan katakanlah, “Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya
Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi
minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS Al-Kahfi 18:29).
MAKNA KEBERADAAN AIR DI AKHIRAT DAN DI DUNIA
K
|
eberadaan air di Akhirat, peran dan
pengaruhnya bagi manusia sangat tergantung pada amalan-amalan yang telah
diperbuat terdahulu semasa masih di dunia. Keberadaan air di mana-mana,
termasuk di surga dan neraka, mengindikasikan bahwa air tidak pernah terpisah
jauh dari kehidupan manusia sebagaimana firman-Nya menyebutkan yang artinya:
Perumpamaan taman surga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang
airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan
sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai madu yang mumi. Di dalamnya mereka memperoleh
segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan
orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga ususnya terpotong-potong? (QS Muhammad
47:15).
Bahkan pada kenyataan yang kita hadapi di Dunia
ini, air yang sedianya merupakan benda bermanfaat bagi manusia, acapkali
menimbulkan masalah dan bencana. Secara langsung dan tidak langsung, manfaat
dan persoalan yang berkaitan dengan air pada dasarnya akibat tindakan manusia
sendiri. Yaitu cara kita berperilaku sehubungan dengan air sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits, misalnya: (1) Permintaan seseorang yang tidak boleh
ditolak, apabila persediaan cukup, adalah air, api, dan garam; (2) Salah satu
sedekah yang akan memberikan pahala yang mengalir adalah menggali sumur untuk
umum, sebagaimana disebutkan dari beberapa hadits yang artinya:
Ayahku meminta izin kepada
Rasulullah, kemudian ia masuk, mencium, dan duduk bersanding dengan Beliau.
Lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, permintaan apakah yang tidak boleh
ditolak?” Beliau menjawab, “Air”. la bertanya lagi, “Wahai Nabi Allah,
permintaan apa lagi yang tidak boleh ditolak?” Beliau menjawab, “Garam”. la
bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, permintaan apa lagi yang tidak boleh
ditolak?” Beliau menjawab, “Kebaikan yang engkau lakukan adalah baik bagimu”.
(Riwayat Abū Dāwūd dengan sanad daif dari seorang wanita yang biasa dipanggil
Buhaisah).
Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
ibuku telah meninggal dunia, lalu sedekah apakah yang lebih utama (agar
pahalanya sampai kepada roh beliau)? Rasulullah menjawab, “Air”. Kemudian Sa‘d
menggali sebuah sumur; ia berkata, “Sumur ini aku persembahkan untuk Ibu Sa‘d”
(Riwayat Abū Dāwūd dari Sa‘d bin ‘Ubādah).
Kedua hadits di atas menunjukkan bahwa air
memiliki peran sosial yang penting. Hadits tentang perilaku terhadap air ini
umumnya mengatur hubungan antarmanusia, termasuk dengan pihak selain umat
Islam.
Perintah serta batasan-batasan yang berkaitan
dengan kebersihan air telah banyak diulas ulama dalam kitab-kitab fikih. Di dalam Al-Qur’an ditemukan banyak ayat yang mengharuskan
manusia menjaga lingkungan hidupnya di mana mereka hidup bersama termasuk
dengan makhluk-makhluk lainnya.
Allah telah menata dan mengatur alam ini
sebaik-baiknya dengan menyediakan berbagai keperluan untuk hidup dan
berpenghidupannya manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Oleh sebab itu, sangat
dilarang merusak lingkungan hidup yang memberi berbagai persediaan untuk
kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya, termasuk di antaranya sumber
daya air yang sangat vital. Salah satu ayat Al-Qur’an yang melarang keras
manusia merusak Iingkungan yang telah ditata dan disediakan oleh Allah tersebut
dalam surah Al-A‘rāf yang artinya:
Dan kepada penduduk Madyan, Kami
(utus) Syu‘aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah
Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang
kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan,
dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan
di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika
kamu orang beriman. (QS Al-A‘rāf 7:85).
PENUTUP
T
|
ulisan ini berusaha menyajikan telaah atas
kandungan beberapa ayat kauniyah tentang air berdasarkan tafsir ilmu
pengetahuan yang berkembang hingga saat ini. Yaitu melihat hubungan antara yang
tertulis secara tekstual dalam Al-Qur’an dan tafsir seperti yang di uraikan oleh
Dr. T. Jamaluddin seorang pakar Astronomi tentang terjadinya alam jagat raya (universe) khususnya yang dikaitkan
dengan adanya air di bumi yang sebelumnya tiada, sebagai rahmat-Nya bagi
kehidupan makhluk biologis yang eksis di bumi. Seperti segala tetumbuhan,
khewan, serta manusia.
Selanjutnya
korelasi dengan adanya spesies manusia yang diciptakan diciptakan untuk
beribadah [1] kepada-Nya. Mempunyai tugas sebagai pemakmur bumi [2]. Mempunyai
kemampuan selaku ‘khalifah-khalifah’ (pemimpin-pemimpin) di bumi. [3] Yaitu dapat
memelihara lingkungan hidup menjadi kewajiban manusia, disamping berhubungan dengan
Allah Pencipta Alam Semesta melalui ibadah shalat [4] dan dzikir [5] dan
beramal shaleh. [6] Kewajiban memelihara hubungan sesama manusia, yaitu ber-ta’aruf [7] dalam lingkungan hidup di
mana manusia berada. Artinya kewajiban menegakkan 3T1I, yaitu: Ta’aruf;
Tafahum; Ta’awun dan Itsar. Maknanya adalah (T) Ta’aruf, yakni saling mengenal;
(T) Tafahum, yakni saling memaklumi latar belakang hidup, keyakinan dan
pandangan hidup; namun dapat melakukan (T) Ta’awun, yakni kerja sama dalam
masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar, yakni tidak saling bertengkar,
tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi.
Air
sebagai sumber hidup jangan sampai terjadi kontaminasi (pencemaran). Sebagai
mana disebutkan-Nya, “(Allah) Yang menjadikan Bumi sebagai tempat menetap
bagimu dan Dia menjadikan jalan-jalan di atas Bumi untukmu agar mendapat
petunjuk. Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan),
lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus), QS Az-Zukhruf
43:10-11. Maksudnya air (bersih) untuk keperluan manusia yang dengan itu hidup
menjadi sejahtera, karena air (bersih, tidak tercemar) adalah sumber keperluan
hidup manusia.
Demikianlah
paparan tajuk ‘Air Sumber Kehidupan’. Kami tutup urain ini dengan mengutip
firman Allah SWT yang artinya: “Dan
kamu lihat bumi ini kering (tadinya), kemudian apabila telah Kami turunkan air
(curah hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan BERBAGAI
JENIS (TETUMBUHAN) YANG INDAH”, [8] sebagaimana terlihat pada
imej gambar diatas. Rabbanā ātinā fid dun-yā hasanataw wa fil ākhirati
hasanataw wa qinā ‘adzāban nār. [9] Billāhit
Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
Saksikan pula video (klik--->) AIR SUMBERKEHIDUPAN
Video ‘Air Sumber Kehidupan’ yang disuguhkan itu
adalah cerita dalam permasalahan air dan
konservasi hutan di Desa Yeh Embang - Kabupaten Negara, Bali. Video ini sebagai
bentuk kepedulian masyarakat lokal tentang pentingnya menyelamatkan sumber air
masyarakat untuk kehidupan mereka di masa mendatang.
Video yang dibuat pada tahun 2009 ini oleh
peserta pelatihan Media Advocacy di yayasan Idep, saat ini ternyata
permasalahan air di Yeh Embang memang benar-benar mengalami krisis. Sesuai
dengan prediksi yang dilakukan di tahun 2009. □□
Catatan Kaki:
[1] Dan Aku tiada menciptakan Jin dan Manusia, melainkan
supaya mereka beribadat kepada-Ku. [QS adz-Dzāriyāt 51:56]
[2] Firman Allah swt: “Dia telah menciptakanmu dari
bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, QS Hūd 11:61. Yaitu, manusia sebagai penghuni bumi untuk menguasai,
memakmurkan dan memelihara lingkungan hidup dan ekosistimnya.
[3] Dialah yang menjadikan kamu sebagai
khalifah-khalifah di bumi. [QS Fathir 35:39]
[4] Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah
(shalat) itu lebih besar (keutamaanya dari ibadah yang lain). [QS Al-‘Ankabūt
29:45] Artinya: Shalat itu untuk mengingat
Tuhan, memuja, memuji dan memohon doa kepada-Nya. Shalat ini merupakan media
yang menghubungkan antara manusia dengan Tuhannya.
[5] Dzikrullah (mengingat atau menyebut Tuhan) adalah sesuatu
perkara yang amat penting bagi menjaga diri supaya tetap dalam kesucian.
[6] Amal shaleh yang dimaksud seperti dalam
ayat ini: “Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf (baik) - agent of development dan mencegah yang mungkar (buruk) - agent of change, dan beriman kepada Allah - believing in God. [QS Āli ‘Imrān 3:110]
[7] Apa arti dan makna berta’aruf, diambil dari ayat ini, “Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu TA’ARUF (saling kenal mengenal,
artinya kemauan orang yang siap hidup bersama dengan orang atau bangsa lain
dalam ‘perbedaan’). (QS Al-Hujurāt 49:13).
Prinsip
TA’ARUF ini meliputi: Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar. Maknanya adalah (T)
Ta’aruf yakni saling mengenal; (T) Tafahum yakni saling memaklumi latar
belakang hidup, keyakinan dan pandangan hidup; namun dapat melakukan (T)
Ta’awun yakni kerja sama dalam masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar yakni
tidak saling bertengkar, tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi.
[8] QS Al-Hajj 22:5
[9] Rabbanā
ātinā fid dun-yā hasanataw wa fil ākhirati hasanataw wa qinā ‘adzāban nār -
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan (hidup) di dunia dan kebaikan (pula) di
akhirat dan lindungilah kami dari azab neraka, QS Al-Baqarah 2:201. □□□
Sumber:
https://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/10/dahsyatnya-penciptaan-alam-semesta.html
https://integrasi.science/air-sumber-kehidupan/
https://www.youtube.com/embed/_rXT8r2XLHM"
frameborder □□□□