BAHAYA SENJATA NUKLIR
Oleh: A. Faisal Marzuki
“Dan
apabila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah berbuat kerusakan di bumi.’ Mereka
menjawab, ‘Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.’ Ingatlah,
sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” [QS
Al-Baqarah 2:11-12]
J
|
ika kita berbicara atau mendengar mengenai bom-atom
yang di jatuhkan di Hiroshima Nagasaki, kita sering mengaitkannya dengan Albert
Einstein. Namun otak utama di balik penemuan dan meledaknya Bom-Atom adalah Robert
Oppenheimer, dia adalah aktor utama sekaligus pemimpin dalam pembuatan bom-atom
yang berhasil diledakkan di kota Hiroshima dan Nagasaki.
Nama lengkap, Julius Robert Oppenheimer (22 April 1904 - 18 Februari 1967) adalah seorang ahli fisika
teori dan profesor fisika Amerika di Universitas California, Berkeley.
Oppenheimer pada masa Perang-Dunia Ke-2 (PD-II) adalah kepala Laboratorium Los Alamos di New Mexico, ia termasuk di antara mereka yang dianggap sebagai “bapak bom-atom”, karena peran mereka dalam Proyek Manhattan, yang
mengembangkan senjata nuklir pertama.
Setelah 4 tahun kemudian, diadakanlah tes bom-atom
pertama ini, dan berhasil diledakkan pada 16 Juli 1945, di New Mexico. Melihat
keberhasil tes yang tak terbayangkan selama ini ledakannya sangat dahsyat
sekali dan sangat mengerikan itu, batin kemanusiaanya Oppenheimer berdecak dengan mengingat Bhagavad Gita dalam kisah epik perang Mahabrata: “Now I am become Death, the
destroyer of world” - Sekarang saya menjadi (juga bisa) mati, (karena bom ini) perusak dunia (dengan segala isinya).
Kata-katanya itu sungguh benar, karena daya
rusaknya amat dahsyat yang melumatkan apa saja yang ada di kota Hiroshima dan
Nagasaki, masing-masing dengan sebuah bom-atom. Penggunaan pertama kali “bom-nuklir”
(bom-atom sebutan ketika itu), pada tanggal
6 dan 9 Agustus 1945.
Einstein juga berpengaruh dalam pembuatan bom-atom,
namun perannya tidak banyak apabila dibandingkan dengan Oppenheimer. Teori E=mc2
merupakan salah satu landasan terlepasnya energi besar bom atom. Namun Albert
Einstein sebenarnya tidak secara langsung terjun ke proyek utama bom-atom.
Mulanya pembuatan senjata nuklir
Pada bulan Agustus 1939, Einstein menulis surat
kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D. Roosevelt untuk memperingatkan
bahwa Nazi sedang mengerjakan senjata baru yang kuat, yaitu bom-atom.
Karena surat dari Einstein itulah pemerintah AS
pada bulan Desember 1941 - sebelumnya Jepang membom Pearl Harbor Hawaii, meluncurkan sebuah proyek ambisius yang bernama "Proyek
Manhattan". Bersama dengan 3 ribu ilmuwan fisika lainnya, Oppenheimer
meneliti sebuah bom yang suatu saat akan dikenal sebagai sebuah bom-atom. Dia
merupakan tokoh utama dalam Proyek Manhattan karena bertanggung jawab penuh
terhadap penelitian dan desain bom-atom.
Setahun sebelum Proyek Manhattan diluncurkan,
dia sudah meneliti mengenai kecepatan netron serta seberapa banyak material
yang diperlukan untuk membuat sebuah bom. Dikutip dari Britannica, selang 3
tahun setelah pemerintah AS menunjuknya menjadi pemimpin penelitian, sebuah bom-atom akhirnya berhasil diciptakan.
Proyek yang dilematis bagi kemanusiaan
Pada Agustus 1945, bom-atom dijatuhkan di kota
Hiroshima dan Nagasaki. Bom itu akhirnya menewaskan sekitar 240 ribu orang di
dua kota tersebut. Ironisnya, setelah penelitian itu Robert
Oppenheimer menyesali penemuannya dan berbalik arah mengkampanyekan tenaga
nuklir untuk kedamaian (yaitu a.l. pembangkit tenaga listrik bertenaga nuklir, bukan untuk
membuat senjata pembunuh masal)
Oppenheimer menjadi musuh politik pada
masanya karena menentang pengembangan bom hydrogen - satu jenis bom nuklir.
Ironisnya, Albert Einstein juga menyesali perbuatan dan penemuannya.
Saat pertama kali mendengar kota
Hiroshima dibom, Albert Einstein berkata, “Celaka Aku!” Albert Einstein
menyesal karena telah menulis surat kepada presiden AS sehingga meluncurkan
Proyek Manhattan. Penyesalannya makin bertambah karena ternyata Nazi gagal
mengembangkan bom-atom.
Padahal isi surat Einstein kepada presiden Roosevelt bertujuan sebagai langkah antisipasi apabila Nazi berhasil membangun bom-atom.
Robert Oppenheimer dan Albert Einstein serta 2 tokoh fisika lainnya akhirnya
mendirikan World Academy of Art and Science di tahun 1960. Khusus untuk Robert
Opphemheimer dia sangat aktif dalam menyuarakan penghentian pembuatan bom-hidrogen.
Namun kedua ilmuan dari proyek “bom-atom”
tersebut kenyataannya tidak diperdulikan dunia (maksudnya negara-negara yang
sudah memiliki senjata itu), bahkan mereka berlomba membuat bom-atom ini “adu-kuat” dari
daya rusaknya kiloton menjadi megaton, bahkan bisa mencapai mega-mega ton.
Bahayanya senjata nuklir bagi umat manusia
Pada 6 Agustus 1945, bom atom 'Little Boy'
dijatuhkan dari pesawat pembom (bomber) EB-29 Superfortress Enola Gay ke Hiroshima,
Jepang. Kekuatannya 'hanya' 16 kiloton, namun, akibatnya sungguh luar biasa.
Saat jarum jam menunjuk pukul 08:15
dijatuhkannya bom-atom yang menghentak bumi, muncul kilatan cahaya amat terang
yang menyilaukan mata. Lalu, panas dan gelombang kejut bola api raksasa dari
reaksi nuklir menghancurkan apapun dalam radius 2 kilometer dari titik ledak. Sekitar
20 menit kemudian, api menjalar ke seluruh kota menghanguskan apapun yang bisa
terbakar. Hiroshima luluh lantak.
Tiga hari kemudian, giliran
Nagasaki yang jadi target, ketika 'Fat Boy' dijatuhkan ke kota pelabuhan tersebut.
Sekitar seperempat juta orang tewas dalam dua insiden itu - belum termasuk
mereka yang terdampak radiasi nuklir yang kemudiannya tak tertolong lagi,
kemudian meninggal.
Namun dalam kurun dua sampai empat bulan pertama
setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90 ribu - 146 ribu orang di
Hiroshima, dan 39 ribu - 80 ribu di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di
setiap kota tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang
yang tewas karena efek luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain disertai
sakit dan kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas
merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima. [id.wikipedia.org]
Penutup
W
|
aktu berlalu, ‘hantu’ senjata nuklir masih
membayangi. Tak terbayang apa yang bakal terjadi jika senjata nuklir itu kini
digunakan lagi, jika pada tahun 1945 kekuatan bom-atom dalam hitungan 'kiloton',
sudah dapat menewaskan seperempat juta orang. Kini kekuatan daya ledaknya meningkat
hingga seribu kali lipatnya - 'megaton', artinya jika berbanding lurus saja maka
akan menewaskan seperempat milyar orang sekali bom saja?
Sebagaimana disebutkan oleh Leo Szilard pada
tahun 1950, Leo Szilard - ilmuwan yang menemukan reaksi berantai nuklir -
mencetuskan teori bahwa sebuah bom termonuklir tunggal yang besar, yang
memiliki desain yang tepat, mungkin bisa memusnahkan kehidupan seluruh manusia.
Sejumlah ilmuwan skeptis dengan teori itu.
Namun, sebuah studi yang dilakukan atas inisiasi The Bulletin of Atomic
Scientists menyimpulkan, gagasan Szilard bukan hal mustahil.
Teknologi di balik senjata nuklir telah
meningkat pesat. Dampak dari senjata nuklir yang ada saat ini saja tak
terbayangkan - dibandingkan yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.
Kian memungkinkan satu senjata nuklir yang ada
saat ini bisa memusnahkan hampir semua kehidupan di planet kita. Itulah
kekuatan dari senjata nuklir.
Parahnya lagi, ukuran mungkin bukan penentu.
Sejumlah ilmuwan mengatakan, beberapa senjata nuklir yang lebih kecil - dari
jenis yang tersedia saat ini - bisa membawa kehancuran di seluruh dunia dan
dapat menghapus semua kehidupan di planet kita.
Bayangkan jika sebuah negara meluncurkan senjata
nuklir ke bangsa lain, aksi pembalasan pun akan dilakukan. Selain kehancuran,
efek samping lain adalah dapat menyebabkan musim dingin nuklir.
Asap yang timbul pasca ledakan nuklir akan naik
ke atmosfer dan menghalangi cahaya matahari sampai ke permukaan bumi. Jika
terus berlanjut, musim dingin nuklir akan menghapus semua kehidupan.
Menakutkan, bukan? Tak heran, banyak ilmuwan
terkemuka dan ahli mendorong penghapusan semua senjata nuklir dari muka Bumi,
sebagaimana peringatan Tuhan Rabb ‘Ālamīn wa Rabb Al-Nās yang artinya:
“Dan
apabila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah berbuat kerusakan di bumi.’ Mereka
menjawab, ‘Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.’ Ingatlah,
sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” [QS
Al-Baqarah 2:11-12]
“Astaghfirullāh
wa Billāhit Taufiq wal-Hidāyah” - Mohon ampun-Mu Yā Allah dan Semoga pula Engkau Yā
Allah memberi taufiq serta hidayah agar jangan sampai terjadi petaka tersebut.
Salam takzim kami. Germantown, MD, 9 Jumādī Thāni 1441 H / 3 Februari 2020 M. □
AFM
Referensi
https://www.hitekno.com/sains/2018/08/08/183000/robert-oppenheimer-ayah-bom-atom-yang-menyesali-penemuannya
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Atomic_bombing_of_Japan.jpg
https://en.wikipedia.org/wiki/J._Robert_Oppenheimer
https://en.wikipedia.org/wiki/Los_Alamos_National_Laboratory
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_atom_Hiroshima_dan_Nagasaki
https://www.liputan6.com/global/read/2918876/anda-harus-tahu-ini-6-fakta-gila-dan-mengerikan-senjata-nuklir □□