KATA PENGANTAR
Bahan penulisan “Kisah inspiratif Elizabeth di Indonesia” ini diambil
dari posting Abu Aman dan pengamatan penulis dari video youtube yang
disampaikan oleh Elizabeth Gilbert dalam wawancaranya dengan Oprah
Winfrey - seorang pembawa acara talk show
terkenal di TV Amerika, diberi judul “Elizabeth Gilbert's Life-Changing Story
from Indonesia (That You Haven't Heard).”
Hal inilah yang akan dipaparkan blog ini sebagaimana
diuraikan sebagai berikut diwah ini.
KISAH INSPIRATIF ELIZABETH
DI INDONESIA
Oleh: A. Faisal Marzuki
PENDAHULUAN
S
|
iapa Elizabeth yang nama lengkapnya Elizabeth Margaretta Maria Gilbert? Ia sering
dipanggil dengan nama Elizabeth Gilbert adalah seorang novelis terkenal yang karya tulis novel
berjudul Eat, Pray, Love. Dari karya tulis novelnya pernah menduduki daftar ‘New
York Times Best Seller' selama 199 minggu atau hampir 4 tahun lamanya.
Kisah seorang
perempuan Amerika, bernama Elizabeth Gilbert ini, menceritakan bagaimana perjalanan
hidupnya selama berada di Indonesia. Yaitu pengalaman hidupnya yang telah mengubah hidupnya yang belum
pernah Anda
dengar sama sekali, sungguh menarik.
Bahan ini diambil dari wawancara
Oprah Winfrey - seorang pembawa acara “talk show” terkenal di TV Amerika, diberi
judul “Elizabeth Gilbert's Life-Changing Story from Indonesia (That You Haven't
Heard)."
KISAH INSPIRATIF YANG MEMBUAT HAPPY ENDING
S
|
eperti judul diatas, Elizabeth
Gilbert mengatakan di pulau nelayan terpencil inilah, pandangan hidupnya telah berubah
drastis, sangat positif. Seperti kita tahu, Elizabeth traveling ke luar negeri karena hidupnya mengalami tekanan kejiwaan
yang sangat dalam, depresi berat. Perlu situasi baru yang akan membuatnya lebih
tenang.
Di salah satu pulau di Indonesia
ini dia menyewa rumah bambu, dan melewati hari-hari galaunya dengan jalan kaki
keliling pulau pada pagi dan sore hari.
Pada awalnya Elizabeth banyak
menangis sepanjang tinggal di sini. Ketika dia jalan kaki keliling pulau dimana
dia tinggal, dia selalu melewati rumah seorang nelayan muslim yang istrinya
berjilbab. Sang istri selalu tersenyum ketika Elizabeth lewat, bahkan
belakangan seperti menunggu Elizabeth lewat setiap hari. Dia tidak dapat
mengerti dan bercakap dalam bahasa Inggris, Sebaliknya begitu pula Elizabeth yang
hanya bisa bahasa Inggris sebagai bahasa ibunya.
Suatu ketika, Elizabeth sakit parah, berhari-hari di rumah bambunya. Dia sedih sekali, karena tidak ada seorangpun yang dia kenal di pulau ini. Bahkan dia hidup tanpa jaringan internet sehingga para sahabatnya pun tidak tahu nasibnya.
Dalam keputusasaan kesendiriannya itu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Muncul sang istri nelayan ini. Dengan bahasa yang tidak Elizabeth pahami perempuan itu memeriksa kondisi tubuh dirinya yang sakit. Dia pergi sebentar, lantas kembali membawa nasi dan obat yang diracik dari bahan tumbuhan (herbal) sebagai obat.
Perempuan itu menemani Elizabeth makan dan memeluknya akrab. Perempuan ini tahu bahwa Elizabeth dalam dalam kesendiriannya mempunyai masalah, karena tidak muncul lagi berkeliling pulau seperti biasa. Elizabeth sungguh tak menyangka perempuan ini begitu perhatian dengan dirinya.
Di puncak titik sakit akibat tekanan depresi yang sangat berat itu Elizabeth menyadari kesalahannya selama ini. Masalah hidup membuat dirinya mengisolasi diri. Padahal yang dia butuhkan adalah hubungan silaturahim dengan orang lain.
"Dia tidak hanya menyembuhkan saya, tapi mengajari saya, yakni jangan sendirian dan jangan sombong -cuĕk dengan orang lain. Lihat orang lain dan biarkan dirimu dilihat oleh orang lain. Bantu orang lain dan biarkan dirimu dibantu orang lain. Buat kontak dan terbuka untuk kebaikan orang lain," kata Elizabeth.
Nah, kenapa Elizabeth baru cerita soal ini sekarang?
Pertama,
menurut Elizabeth, sejak tragedi September 11, banyak orang takut dengan Islam
termasuk dengan orang Islam Indonesia. Disini Elizabeth ingin mengatakan justru
di Indonesia dia berjumpa muslim yang dia sebut sebagai orang paling baik yang
dia kenal.
"Dia memeluk saya (dalam keadaan saya sakit yang butuh perhatian dan perawatan dan kehangatan dalam kesendiriannya) dengan rasa aman ketika saya sangat ketakutan, dan dia membantu saya menjadi sembuh (baik pisik maupun mental). Dia menjadi contoh bagaimana kita semestinya saling care (peduli) satu sama lain di dunia ini, sementara orang merasa ketakutan dengan dunia Islam (yang dianggap salah satu teroris, karena mayoritasnya Islam), saya selalu memikirkan dia (yang telah menolong proses kesembuhan diri saya)," ujarnya.
Kedua, secara umum Elizabeth melihat orang-orang modern kini hidup dalam ketakutan, penuh curiga. Mereka ibarat mengisolasi diri sendiri dari permasalahan hidup, justru itu salah. Sifat yang hangat serta terbuka dari seseorang akan menyelamatkan diri mereka, bukan dengan mengunci diri di rumah.
Di akhir kesannya, Elizabeth memiliki solusi bagi permasalahan hidup banyak orang. Dia meminta semua orang mengambil falsafah hidup para traveler (pelancong, wisatawan), bertemu dengan banyak orang dan hidup saling bantu membantu. Dengan begitu kita saling mengatasi masalah satu sama lain.
"Saya ingin hidup di dunia yang penuh dengan orang yang saling berpapasan di sepanjang jalan, lalu bertegur sapa. Sahabatku, siapa namamu, bagaimana kita saling bantu-membantu? Untuk itu kita semua mesti menjadi pengelana di dunia, di suatu masyarakat, dan dalam pikiran kita. Kita ibarat berjalan ke sisi dunia lain, saling mengetuk pintu rumah dan membiarkan orang lain masuk dalam kehidupan kita," tutupnya.
Sungguh kisah yang inspiratif! Sebuah norma-norma filsafat hidup orang Indonesia yang pantas diteladani dari seorang yang berada di sebuah desa nelayan. Yaitu tersimpan baik dalam pribadi seorang istri nelayan muslim, menunggu seorang Elizabeth Gilbert menemukannya, yang selanjutnya untuk diceritakan ke seluruh dunia - seperti apa yang dialami oleh Elizabeth Gilbert ini.
PENUTUP
A
|
khirul
kalam sebagai penutup hal ini mengingatkan saya kepada sebuah ayat al-Qur’an
mengatakan yang artinya: Wahai Manusia! Sungguh,
Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal (lita'ārafū) satu sama lainnya. Sungguh, yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti. [QS Al-Hujurāt 49:13]
Apa arti dan makna berta’aruf dalam ayat al-Qur’an ini?
Prinsip Ta’aruf ini meliputi: Ta’aruf; Tafahum; Ta’awun dan Itsar atau boleh disingkat sebagai ‘3T1I’. Maknanya adalah (T) Ta’aruf, yakni saling mengenal; (T) Tafahum, yakni saling memaklumi latar belakang hidup, keyakinan dan
pandangan hidup; namun dapat melakukan (T) Ta’awun,
yakni kerja sama dalam masalah hubungan sesama manusia; (I) Itsar, yakni tidak saling bertengkar, tidak saling
membenci, tidak saling memusuhi, tidak saling memerangi. Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. □ AFM
SUMBER:
https://www.facebook.com/abu.amman/videos/10219364911860719/
https://www.youtube.com/embed/u2VsB5rQFGM□